ArtikelBerita UtamaMancanegaraOpiniTerbaru

Gerakan Oposisi di Turki Semakin Solid

Gerakan Oposisi di Turki Semakin Solid
Gerakan oposisi di Turki Ssemakin Sslid/Foto: Partai Rakyat Republik (CHP) Kemal Kilicdaroglu. (Foto: Reuters)

NUSANTARANEWS.COSejak Kilicdaroglu memulai perjalanan politik 25 harinya sebagai protes terhadap penangkapan salah satu anggota parlemen dari partainya. Momentum itu kemudian berkembang dengan cepat menjadi sebuah demonstrasi besar yang menentang dugaan ketidakadilan di bawah keadaan darurat yang diberlakukan sejak kegagalan kudeta gagal 15 Juli tahun lalu.

Ratusan ribu pendukung oposisi Turki membanjiri sebuah lapangan di Istanbul sebagai bentuk perlawanan terhadap rezim Presiden Recep Tayyip Erdogan. Demonstrasi ini merupakan aksi terbesar oposisi di Istanbul sejak demonstrasi Mei-Juni 2013 untuk menentang pemerintahan Erdogan.

Lautan manusia yang memenuhi lapangan pinggir pantai di Maltepe, Istanbul bagian Asia, adalah untuk merayakan puncak “perjalanan 450 kilometer dari Ankara ke Istanbul yang dilakukan oleh pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP) Kemal Kilicdaroglu, seorang politikus Turki yang menjadi Pemimpin Oposisi Utama di Turki sejak 2010.

Baca Juga:  DPRD Nunukan Usulkan Meubeler Lokal Untuk Memperkuat Usaha UMKM

Tepat 9 Juli, setelah berjalan selama 25 hari dari ibukota, Ankara, pemimpin oposisi utama Turki, Kemal Kiliçdaroğlu, mendesak pendukungnya untuk menolak penurunan kebebasan demokratis. “Kami akan menghancurkan tembok ketakutan,” kata Kiliçdaroğlu kepada ratusan ribu orang. “Hari terakhir pawai keadilan kita adalah sebuah awal yang baru, sebuah langkah baru.” Bahwa harus ada perubahan dengan merombak sepenuhnya sistem kenegaraan Turki, sehingga jelas batas-batas mengenai otoritas eksekutif, peranan parlemen, peranan pengadilan yang tidak memihak, serta kebebasan media masa.

Di samping itu, para demonstran juga menyerukan masalah keadilan ekonomi, kesempatan pendidikan, kesetaraan jender, dan jaminan non-diskriminasi berdasarkan etnisitas, agama, atau identitas budaya.

Menurut sebuah survei yang diterbitkan oleh Research Istanbul pada hari demonstrasi tersebut, dukungan untuk demonstrasi tersebut adalah 43%, sekitar 17 poin lebih tinggi dari peringkat persetujuan CHP. Dengan kata lain, demonstran CHP menarik dukungan dari luar markas mereka, sebuah tanda kekecewaan Turki yang mendalam terhadap status quo.

Termasuk anggota Partai Demokrat Rakyat Kurdistan (HDP) pro-Kurdi, 83% di antaranya menyetujui demonstrasi tersebut. Bahkan mengguncang anggota Partai Keadilan dan Pembangunan Erdoğan sendiri (AKP); di mana 10% anggota AKP yang disurvei mengatakan bahwa mereka mendukung tujuan demonstrasi itu.

Baca Juga:  Peduli Sesama, Mahasiswa Insuri Ponorogo Bagikan Beras Untuk Warga Desa Ronosentanan

Momentum Kiliçdaroğlu tampaknya telah mengkonsolidasikan perannya sebagai pemimpin oposisi yang lebih besar. Pada tahun sejak kudeta yang gagal Juli lalu, respons pemerintah yang berlebihan telah mengecewakan banyak orang Turki. Dengan kondisi darurat yang masih berlaku, berbagai elemen masyarakat akhirnya menerima panggilan oposisi untuk memperkuat undang-undang.

Kemenangan Erdogan yang tipis dalam referendum konstitusi pada bulan April, yang memberi kesempatan kepada presiden untuk menyatukan kekuatan baru untuk membubarkan Parlemen, mengeluarkan keputusan, dan secara sepihak menunjuk hakim, telah semakin memperkuat kelompok oposisi. Tapi itu juga membantu untuk mendorong lebih banyak orang Turki masuk ke dalam pelukan oposisi. Menurut sebuah survei Research Istanbul, di antara mereka yang memilih “tidak” terhadap referendum, 85% hadir dengan demonstran Kiliçdaroğlu. Tellingly, 7% dari mereka yang memilih “ya” juga melakukannya.

Masih terlalu dini untuk berspekulasi apakah momentum pawai Kiliçãoğlu akan memiliki dampak jangka panjang kepada politik Turki. Tapi, paling tidak, ia telah membingkai kembali harapan untuk pemilihan presiden berikutnya, yang dijadwalkan pada bulan November 2019. Namun demikian, Erdoğan tetap merupakan lawan politik yang kuat.

Baca Juga:  Sampaikan Simpati dan Belasungkawa, PPWI Lakukan Courtesy Call ke Kedubes Rusia

Penulis: Agus Setiawan
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 22