NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Para pegawai PT Pos Indonesia yang tergabung dalam Serikat Pekerja Pos Indonesia Kuat Bermartabat (SPPIKB) menggelar aksi demo. Pemicunya diantaranya karena gaji seluruh karyawan pos telat.
Dalam aksi yang berlangsung hari ini, Rabu (6/2/2019), para pegawai pos melakukan demo di depan kantor regional IV PT Pos Indonesia di jalan Gedung Kesenian No 2, Jakarta Pusat. Aksi dimulai pukul 09.00 WIB.
Aksi demo pegawai pos bertajuk Bergerak Bersama Membangun Solidaritas untuk Penyelamatan PT Pos Indonesia dari Penghancuran Masiv itu akan dilanjutkan ke Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Istana Negara.
Para peserta aksi kompak mengenai baju berwarna oranye, yang menjadi simbol khas pekerjaan mereka. Sejumlah spanduk dibentangkan para pegawai. Mereka menuntut hak-hak pegawai.
Antara lain pembayaran gaji yang selalu terlambat, intimidasi pegawai, dan penghapusan uang lembur.
Untuk itu dalam tulisan di spanduk, para pegawai menuntut agar Direksi PT Pos Mundur. Mereka juga meneriakan seruan “Ganti Direksi” saat berada di halaman kantor pos tersebut.
Sementara itu, sebanyak 8 Ribu personel gabungan yang terdiri dari TNI, Polri dan Pemda dikerahkan untuk mengamankan jalannya aksi para pegawai Pt Pos kali ini.
“8.018 personel gabungan Polri, TNI dan Pemda,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dikutip dari detikcom, Rabu (6/2/2019).
Argo menuturkan banyaknya personel dikarenakan koordinator lapangan massa melaporkan jumlah peserta demonstrasi 12.000 orang. “Dalam surat pemberitahuan 12 ribu (orang),” tutur Argo.
Mengenai gaji pegawai pos yang telat, Sekretaris Jenderal Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek) Sabda Pranawa Djati sebagaimana dikutip dari CNNInddonesia.com, mengatakan keterlambatan pembayaran gaji akibat miss management (salah urus) dalam waktu lama.
“Miss management, sehingga tidak mampu membaca kondisi perusahaan yang riil, tantangan bisnis dan tidak tanggap terhadap perubahan zaman,” kata Sabda.
Dirinya menjelaskan gaji karyawan perusahaan BUMN tersebut seharusnya dibayar 1 Februari, namun karena permasalahan internal gaji dijanjikan akan dibayarkan pada Senin 4 Februari 2019 kemarin. Dan pada Senin sore (4/2) kemarin, gaji baru dikirim ke rekening karyawan.
Kendati gaji sudah masuk, Ketua Umum SPPI KB Akhmad Qomarudin, namun tuntutan dari serikat pekerja bukan hanya soal gaji, tapi juga kinerja keuangan perusahaan yang menyusut. “Kinerja kan turun. Kalau gaji ya hanya salah satu tapi bukan soal itu saja. Di bawah kepemimpinan yang sekarang kinerja turun,” ucap Akhmad.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan perseroan, laba bersih PT Pos Indonesia tercatat turun mencapai 17,4 persen dari Rp426,9 miliar pada 2016 lalu menjadi Rp355,0 miliar pada 2017. Pada 2015 silam, laba perseroan bahkan cuma Rp29,9 miliar.
Editor: Romandhon