NUSANTARANEWS.CO – PT Dirgantara Indonesia (PT DI) resmi serahkan dua unit helikopter AS 365N3+ Dauphin kepada pihak Badan SAR Nasional (BASARNAS) di Hanggar Rotary Wing PT DI, Selasa (15/11). Seperti diketahui, berdasar kebutuhan BASARNAS dua unit Dauphin ini sudah di pesai sejak 15 Juni di ajang Paris AirShow 2015 lalu.
Dilansir indomiliter disebutkan bahwa, pada kontrak pemesanan (tambahan) tahun 2015 lalu dilakukan antara PT DI dan manufaktur Airbus Helicopters. Pasalnya PT DI yang diberi kewenangan untuk merakit dan menguji helikopter sebelum diserahkan kepada pihak BASARNAS.
Direktur Utama PT DI Budi Santoso mengatakan, helikopter AS365N3+Dauphin ini dilengkapi dengan fitur-fitur yang sangat memudahkan rescuer dan pilot dalam proses evakuasi SAR, baik untuk evakuasi korban bencana alam ataupun mencari korban kecelakaan pesawat terbang.
“Pesawat ini kami pakaikan hoist. Selain itu, kami juga pakai fitur autopilot empat exsist agar proses hoisting lebih stabil. Dengan dibantu autopilot empat exsist, untuk rescue lebih mudah. Jadi untuk rescue yang paling penting adalah stabilitas waktu covering,” kata Budi kepada media, Selasa (15/11)
Secara konstruksi, lanjut Budi, helikopter AS365N3+Dauphin merupakan produk kerjasama PT DI dengan perusahaan Airbus Helicopters, Perancis. Uniknya, tambah dia, meski bukan produk asli PT DI, teknologi dan fitur-fitur SAR yang disematkan pada helikopter ini sah menjadi produk asli buatan PT DI.
“Belum banyak (unsur) lokalnya. Nanti kami targetkan (produk) berikutnya lebih banyak lokalnya. Properti right untuk sistemnya milik PT DI. Meskipun helikopter milik Airbus, kalau ada yang perlu tipe sama dengan peralatan sama Airbus harus bayar royalti ke PTDI untuk sistemnya, karena kita yang mengembangkan teknologi pesawat ini,” ungkap Budi.
Menurut Dirut PT DI ini, Dauphin tergolong helikopter angkut sedang multirole yang punya bobot kosong 4.300 kg. Untuk menunjang berbagai misi, Dauphin dapat membawa maksimum beban tambahan internal hingga 1.345 kg. Namun bila harus membawa muatan cargo, bisa dilakukan dengan sling hingga bobot 1.600 kg.
“Nah, khusus dalam misi SAR, Dauphin dilengkapi hoist dengan kabel sepanjang 90 meter dan mampu menahan bobot sampai 272 kg untuk menarik dan mengevakuasi korban pada sisi pintu kanan,” ujarnya.
Selain itu, kinerja helikopter ini disokong dua mesin Turbomeca ARRIEL 2C FADEC dengan maksimum power 717 kW. Dari mesin tersebut, dapat dicapai kecepatan maksimum hingga 269 km per jam. Sementara jarak jangkau maksimum Dauphin hingga radius 792 km. Dalam menjalankan misi SAR di lautan, helikopter andalan BASARNAS ini dapat mengudara sampai 4 jam.
Untuk diketahui, AS 365 Dauphin N3+ diawaki oleh dua orang (pilot dan copilot), sedangkan kapasitas penumpangnya 12 orang. Sebagai heli SAR, Dauphin sudah dilengkapi avionic digital, termasuk radar cuaca, untuk mendukung operasional pada segala kondisi cuaca. AS 365 N3+ Dauphin Sebenarnya merupakan varian sipil dari AS 565 MBe Panther yang telah dipesan TNI-AL dari Airbus Helicopters. AS 565 MBe Panther tak lain adalah helikopter dengan kemampuan AKS (anti kapal selam), TNI AL dipastikan akan mendapatkan 11 unit heli Panther dalam tiga tahun jadwal pengiriman. Rencananya di tahun 2017 TNI AL mulai akan menerima helikopter Panther.
Jadi, dengan adanya tambahan dua unit helikopter Dauphin tersebut, maka armada AS-365N3+ Dauphin yang dioperasikan BASARNAS saat ini telah berjumlah empat unit. (maman/red-02)