NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo alias Jokowi kerap menggunakan kali menggunakan simbol-simbol di dalam sejumlah peristiwa penting. Kali ini, saat menyampaikan pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR 2019, Jokowi menggunakan baju adat Sasak. Sebelumnya, ketika menghadiri Kongres PDIP di Bali, Jokowi memakai baju adat Bali.
Menurut Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah penggunaan baju adat Sasak Jokowi di Sidang Tahunan MPR 2019 ada kaitannya dengan kekalahan petahana di Nusa Tenggara Barat (NTB).
“Sekarang karena [Jokowi] kalah di NTB,” kata Fahri kepada para Jurnalis di Kompleks MPR/DPR, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Faktanya, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memang unggul atas pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin di NTB. Prabowo-Sandiaga meraih 2.011.319 suara sedangkan Joko Widodo-Ma’ruf Amin meraih 951.242 suara.
Jokowi, kata Fahri, kerap kali menyimbolkan sesuatu terkait busana adat yang dikenakan. Jokowi, lanjutnya, pernah mengenakan baju adat Bali saat gelaran Kongres PDIP yang digelar di Bali beberapa waktu lalu.
Menurut dia baju adat Bali sengaja dikenakan untuk menyimbolkan Jokowi unggul di Bali pada Pilpres 2019. “Karena waktu itu kan Pak Jokowi di Bali dia bilang pake adat bali karena menang di Bali. Jadi balance,” kata Fahri.
Perintis Gerakan Arah Baru Indonesia itu pun tetap mengucapkan terima kasih kepada Jokowi karena mempromosikan baju asal daerah kelahirannya itu.
Baju adat sasak yang dikenakan Jokowi itu tampak mentereng berwarna emas. Pakaian adat pria suku Sasak ini disebut dengan Pegon. Pegon yang berbentuk seperti jas ini memiliki akulturasi dan pengaruh dari tradisi Jawa dan jas Eropa. Percampuran dianggap sebagai lambang keagungan dan kesopanan. Sementara itu Wapres JK datang dengan pakaian serba hitam. Ia mengenakan busana tradisional khas Betawi.(red/nn)
Editor: Achmad S.
