NUSANTARANEWS.CO – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa operasi militer di wilayah Afrin yang dikuasai Kurdi Suriah telah dimulai sejak militer Turki menembakkan artileri beberapa waktu lalu.
Tentara Turki mengakui mereka telah menyerang tempat-tempat persembunyian para anggota militan dari tiga kelompok yakni Partai Pekerja Kurdistan (PKK), Partai Uni Demokrat (PYD) dan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).
Turki juga menyebutkan para militan pun sudah lebih dulu melancarkan tembakan ke arah tentara Turki di perbatasan.
“Kami telah menghancurkan tempat-tempat persembunyian para teroris secara bertahap, persis seperti yang kami lakukan saat operasi Jarabulus dan El-Bab yang dimulai dari arah barat. Operasi di Afrin secara de facto telah dimulai,” kata Erdogan dikutip Reuters, Minggu (21/1/2018).
Dengan kata lain, serangan tentara Turki terhadap Kurdi di Afrin telah membukan babak baru perang sipil Suriah yang baru saja berakhir menyusul terpukul mundurnya ISIS. Turki akan menyaksikan Kurdi yang bersekutu dengan Amerika Serikat. Pasalnya, sejak awal Amerika Serikat telah berencana membentuk pasukan baru yang terdiri dari orang-orang Kurdi di Suriah.
AS sebetulnya berang dengan keputusan Ankara. Deplu AS bahkan meminta Turki sebaiknya fokus saja pada perang melawan militan ISIS yang masih tersisa.
Namun Erdogan tampaknya tak bergeming dengan peringatan Washington. Apalagi, Kurdi telah dicap Ankara sebagai kelompok teroris. Erdogan juga telah berjanji akan menghancurkan pasukan yang akan dibuat AS di Suriah sebelum mereka benar-benar terbentuk.
Bagi Ankara, rencana AS melatih orang-orang Kurdi adalah tindakan keliru yang sama artinya ingin membuat kelompok teroris baru untuk menciptakan kekacauan dari perbatasan Turki-Suriah, dan itu tidak baik untuk stabilitas keamanan Turki. (red)
Editor: Eriec Dieda