NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) membantah jika pihaknya selalu memata-matai pasangan capres cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Meski demikian, ia menjelaskan jika memantau keduanya, hal itu disebutnya wajar.
“PSI tidak pernah memata matai, saya tekankan disitu. Kalau memantau itu wajar. Kalau memata matai kami bukan Intel,” kata perwakilan jaringan advokasi PSI, Manotar Tampubolon, di kantor Bawaslu RI, Selasa, 30 Oktober 2018.
Simak:
- Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin Terjun Bebas, Prabowo-Sandi Naik Signifikan
- Ferry Juliantono Percaya Kekuatan Doa dan Sosial Media Menangkan Prabowo-Sandi di Pilpres
- Menangkan Prabowo-Sandi, Putih Sari Dirikan Roemah Djoeang di 3 Kabupaten
Hal ini ia sampaikan saat melaporkan dugaan pelanggaran kampanye oleh Paslon nomor urut 02, dalam acara Gerakan Emas (Gerakan Emak-Emak dan Anak-Anak Minum Susu) di Stadion Klender, Jakarta Timur, Rabu, 24 Oktober 2018 lalu yang dinilai menebar janji.
PSI mengaku telah memiliki delapan video yang diadukan ke Bawaslu dari hasil rekaman pihaknya yang ada di lokasi kejadian.
“Barang bukti ada delapan video. Video rekaman acara itu, ada delapan. Sudah kami serahkan,” ujar Manotar.
“Sumber video ada yang ngambil langsung saat kejadian. Ada teman kita di sana (di lokasi). Ada saksi kita. Ada dua saksinya,” sambungnya.
Baca Juga:
- Kisah Ma’ruf Amin Diserbu Sosialita di Pontianak
- Pasangan Prabowo-Sandi Aspirasi dan Perjuangan Emak-emak
- Ribuan Masyarakat Sumenep Antusias Sambut Kedatangan Sandiaga Uno
Ditanya alasan PSI melakukan pemantauan di event event milik Paslon 02, PSI mengaku hanya ingin menciptakan kampanye yang transparan dan sehat.
“Ada pihak PSI. PSI cuma ingin melakukan kampanye yang sehat transparan itu aja,” tegasnya.
Pewarta: Adhon
Editor: Achmad S.