Politik

Elia Massa Ingatkan, Direksi Pertamina Tidak Boleh Ada Kepentingan

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Elia Massa Manik yang ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero) mengklaim bahwa pihaknya bebas dari kepentingan pribadi. Terlebih Pertamina dengan jumlah pegawai yang mencapai 25.000 orang.

Menurut Elia, hal serupa seharusnya juga dilakukan dengan direksi lainnya. Karena jika ada kepentingan pribadi bisa membuat perseteruan kubu di tubuh Pertamina yang artinya manajemen perusahaan menjadi tidak kompak dan tidak sehat.

“Saya kira dimulai dari diri saya, saya tidak boleh ada kepentingan, kalau saya, direksi, itu kotak-kotak itu sudah ketahuan,” ungkap Elia saat jumpa pers di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (16/3/2017).

Elia menyampaikan bahwa prinsip tersebut dijalaninya ketika berada di perusahaan mana pun. Begitu juga saat dia memimpin perusahaan perkebunan BUMN, PT Perkebunan Nusantara III (persero) sejak 2016.

“Saya kemanapun pergi, pusat perhatian saya di manusia. Sistem kita bangun, teknologi saja sudah men-drive kita, ini bagian aspek infrastruktur yang ada di dalam korporasi, sehingga memungkinkan new techno berjalan dengan waktu cepat, dengan cost yang bisa di terima,” ungkap dia.

Baca Juga:  PDKN Ingatkan Presiden Prabowo Subianto Tentang Pembentukan Menteri Kabinet Menghadapi Multi Krisis Sosial Politik, Ekonomi, dan Keuangan

Selain itu Elia juga mengingatkan jangan cepat puas, Pertamina adalah perusahaan besar dengan beragam prestasi. Namun tentunya banyak bidang yang masih bisa dioptimalkan.

“Semua korporasi harus melajukan, baik performance, dengan ukuran yang jelas. Kita tidak boleh berpuas diri, misalnya bicara setiap unit di hulu, kita punya eksplorasi cost berapa kita bandingkan dengan yang lain, apakah sudah efisen atau sudah excellence, jadi kita membangun kompetensi,” papar Elia.

Elia juga akan memperhatikan kinerja dari pemegang posisi strategis di Pertamina. Menurutnya, ukuran kinerja harus dipertegas agar mampu menghasilkan dengan efektif.

“Karena di tempat lama itu manajer kebun tidak bertanggung jawab dengan cost, harusnya dia tahu kebunnya ini profit atau tidak, kalau produksi tercapai tapi cost-nya lari, jadi kita lihat nanti KPI (Key Performance Indicator),” tutur dia.

Reporter: Richard Andika

Related Posts

1 of 418