NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengungkapkan hasil survei terbaru elektabilitas pasangan capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hasilnya Prabowo-Sandi mendapat elektabilitas sebesar 54,3 persen dan Jokowi-Ma’ruf mendapat angka 40,1 persen.
Arief mengaku survei itu dibuat oleh lembaga survei independen di Indonesia yang bekerjasama dengan jaringan mahasiswa dan buruh.
Survei menggunakan pertanyaan yang mudah dimengerti oleh responden yaitu ‘jika Pilpres digelar hari ini pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin atau Prabowo-Sandi yang akan dipilih?‘.
“Hasilnya tingkat keterpilihan atau elektabilitas Prabowo-Sandi sudah melewati Joko Widodo-Maruf Amin. Yaitu 54,3 persen dari 2.661 responden memilih Prabowo-Sandiaga. Sedangkan 40,4 persen dari 2661 responden memilih Joko Widodo-Maruf Amin dan sebanyak 5,3 persen tidak menjawab,” kata Arief dikutip dari keterangannya, Jumat (8/3/2019).
Menurutnya, hasil survei lembaga tersebut sangat simetris dengan hasil survei yang dilakukan masyarakat di media sosial, di mana Joko Widodo-Ma’ruf Amin kalah telak oleh Prabowo-Sandi.
“Jadi kita punya data (positif) sendiri , biar saja lembaga survei tersebut (survei survei lain) punya data data yang berbeda akan kita jadikan masukan,” kata Arief.
“Prabowo-Sandi sudah melewati 50 persen +1 Sedangkan Joko Widodo-Ma’ruf Amin makin nyungsep ke arah di bawah 40 persen ya,” lanjut dia.
Arief menekankan, lembaga survei tersebut bukan berasal dari internal Badan Pemenangan Nasional (BPN). “Untuk nama lembaganya kita rahasiakan, karena takut diteror nanti,” kata politisi Partai Gerindra ini.
Alasan lembaga tersebut mensurvei elektabilitas paslon nomor urut 01 dan 02 karena ingin membandingkan hasil para lembaga survei yang cenderung berpihak kepada Jokowi-Ma’ruf.
“Asing yang mendanai, karena mereka katanya ingin melakukan pengecekan apakah benar hasil lembaga lembaga survei yang katanya kredibel yang pada diundang Joko Widodo ke Istana sebelum Pilpres,” kata dia. “Maka mereka mendanai sebuah lembaga survei yang bekerjasama dengan jaringan mahasiswa dan buruh,” sambungnya.
Survei tersebut, kata Arief, dilakukan mulai 23 Februari sampai 5 Maret dengan jumlah responden 2661 dari 192 juta pemilih yang terdaftar dengan demografi latar belakang suku, agama, pendidikan, pendapatan keluarga kepada responden yang proposional dengan Jumlah sebaran demografi penduduk Indonesia sesuai data BPS dan tersebar di 33 provinsi. Mengunakan tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error +/- 1.9 persen.
(eda)
Editor: Eriec Dieda