Mancanegara

Eks Menlu Israel Cemas Negaranya di Ambang Perang Agama dengan Umat Muslim

NUSANTARANEWS.CO, Yerusalem – Eks Menlu Israel Cemas Negaranya di Ambang Perang Agama dengan Umat Muslim. Eskalasi kekerasan Israel terhadap warga Palestina terus berlangsung dan terulang untuk kesekian kalinya. Tindakan kekerasan berupa saling serang menyerang itu kerap kali terjadi di atas sebuah tempat suci yang diperebutkan di Yerusalem.

Terbaru, Israel melakukan tindakan kekerasan di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa, sehingga menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 100 orang.

Dilansir Associated Press, seorang ulama senior Muslim mengatakan kepala polisi Yerusalem telah bertemu dengan seorang pengacara yang mewakili kepemimpinan Muslim untuk membahas solusi terhadap krisis yang meningkat di tempat suci yang diperebutkan.

Krisis tersebut meletus pekan lalu, setelah Israel memasang detektor logam di kompleks tersebut menyusul serangan tembakan yang menewaskan dua polisi. Langkah Israel memicu demonstrasi Muslim dan mengklaim bahwa pihaknya berusaha memperluas perannya di lokasi tersebut, yang juga tempat suci bagi orang Yahudi. Namun Israel membantah tuduhan ini.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Cleric Ikrema Sabri mengatakan pada hari Senin (24/7) bahwa seorang pengacara untuk pemimpin Muslim bertemu hari Minggu dengan kepala polisi Yerusalem Yoram Halevi, dan mendengar sebuah tanggapan terhadap tuntutan Muslim.

Sabri mengatakan kamera keamanan yang baru dipasang, yang dijelaskan dalam laporan media sebagai alternatif yang mungkin untuk detektor logam, telah dibahas. Pengacara tersebut sedang memberi penjelasan kepada para pemimpin Muslim Senin.

Melihat pertikaian ini, mantan Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Livni mengatakan bahwa dia khawatir bahwa Israel berada di ambang pertempuran agama dengan dunia Muslim.

Livni mengatakan bahwa perbedaan taktis atas tindakan pengamanan di sebuah tempat suci di Yerusalem telah memburuk sekaligus menjadi sesuatu yang jauh lebih buruk, dan Israel harus menghentikan ini.

“Kita harus punya langkah untuk menjauh dari konflik kita dengan orang-orang Palestina, dan bekerja sama dengan Yordania dan negara-negara Sunni lainnya, menjadi peristiwa pan-Muslim melawan negara Israel,” kata Linvi kepada Radio Angkatan Darat Israel.

Baca Juga:  Apa Arti Penyebaran Rudal Jarak Jauh Rusia Bagi Skandinavia?

Dia mengatakan bahwa Kabinet Israel perlu menunjukkan kepemimpinan untuk mencegah hal ini terjadi.

Ketegangan tinggi telah terjadi sejak Israel menetapkan langkah-langkah baru setelah orang-orang bersenjata Arab awal bulan ini melepaskan tembakan dari lokasi tersebut, menewaskan dua polisi Israel. Tembakan mematikan di dekat Kedutaan Besar Israel di Yordania telah memperburuk ketegangan.

Media Israel melaporkan bahwa utusan Timur Tengah Presiden Donald Trump sedang dalam perjalanan ke wilayah tersebut untuk mencoba meredakan krisis yang berkembang di atas sebuah situs suci Yerusalem yang sensitif.

Surat kabar Haaretz mengatakan bahwa Jason Greenblatt diperkirakan tiba pada hari Senin membawa pesan pertama Trump ke dalam krisis.

Langkah-langkah yang dilakukan Israel memantik aksi kekerasan. Namun Israel berkilah bahwa tindakan tersebut dimaksudkan untuk mencegah lebih banyak serangan. Tapi, orang-orang Palestina menduing Israel berusaha untuk mengendalikan situs yang dikelola oleh Muslim itu sehingga memicu aksi demonstrasi massal.

Tiga orang Palestina tewas dalam bentrokan di jalanan dan seorang pemuda Palestina berusia 20 tahun menikam dan membunuh tiga anggota keluarga Israel di rumah mereka di sebuah pemukiman di Tepi Barat.

Baca Juga:  BRICS: Inilah Alasan Aliansi dan Beberapa Negara Menolak Dolar

Kabinet keamanan Israel tidak membuat keputusan mengenai langkah-langkah keamanan baru di sebuah tempat suci di Yerusalem yang telah memicu gelombang kekerasan.

Forum pembuat keputusan bertemu pada Senin pagi untuk membahas perkembangan terakhir, termasuk sebuah insiden di mana seorang petugas keamanan di kedutaan besar di Yordania melepaskan tembakan yang menewaskan dua orang Yordania.

Insiden tersebut mengancam akan mempersulit krisis di tempat suci, yang dikelola oleh otoritas Muslim di bawah naungan Yordania.

Israel membuat langkah baru setelah orang-orang bersenjata Arab melepaskan tembakan dari situs tersebut, menewaskan dua polisi Israel. Israel berkilah bahwa langkah baru ini dimaksudkan untuk mencegah lebih banyak serangan.

Pewarta: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 33