Mancanegara

Drone Tempur Turki Mengalahkan Pasukan Haftar di Gharyan

Drone Tempur Turki Mengalahkan Pasukan Haftar
Drone Tempur Turki Mengalahkan Pasukan Haftar/Foto: wikipedia

NUSANTARANEWS.CO – Drone tempur Turki mengalahkan pasukan Haftar di Gharyan. Sejak awal April, Tentara Nasional Libya (LNA) telah melakukan ofensif militer untuk merebut kota Tripoli yang dikuasai oleh Pemerintah Kesepakatan Nasional Libya (GNA) dukungan PBB sehingga perang saudara skala besar kembali berkecamuk di Libya.

Libya mengalami kekacauan dan instabilitas politik setelah pemimpinnya, Muammar Gaddafi digulingkan dan dibunuh pada 2011 oleh koalisi NATO-imperialis-teroris. Akibatnya jutaan rakyat Libya pengikut Gaddafi terusir dari negaranya, sebagian menjadi pengungsi di negara asing, sebagian ditangkap, dijadikan budak dan diperjual belikan.

Jutaan rakyat dari negara kaya raya itu kini menjadi pengungsi, menempuh perjalanan panjang nan berbahaya melintasi Mediterania dengan harapan dapat hijrah mencapai Eropa. Banyak dari para pengungsi yang ingin melakukan hijrah ini menghadapi penahanan dan kematian sewenang-wenang di negara Afrika Utara.

Kini perang saudara terus berkecamuk di Libya antara dua kekuatan besar yang menguasai negara itu. Bagian timur negara itu diatur oleh parlemen, didukung oleh LNA dan berlokasi di Tobruk. Sedangkan GNA, dipimpin oleh Perdana Menteri Fayez Sarraj yang beroperasi di barat negara itu dan berpusat di Tripoli.

Baca Juga:  Amerika Memancing Iran untuk Melakukan Perang Nuklir 'Terbatas'?

Belakangan, ofensif militer LNA terhenti karena keterlibatan Turki yang mendukung GNA sehingga mampu merebut kembali kota Gharyan yang berjarak 100 kilometer dari Tripoli. Perkembangan baru ini semakin memperlihatkan peta konflik kepentingan di kawasan Timur Tengah.

Khalifa Haftar, setelah tiga bulan menjalankan ofensif militernya dan menguasai kota-kota yang berbatasan dengan Tripoli, mulai menarik mundur pasukannya. Haftar pada Jum’at lalu mengancam akan menyerang kepentingan Turki di negara itu, karena memberikan dukungan militer kepada GNA.

Pada hari Minggu, pasukan militer Haftar melaporkan bahwa mereka telah menghancurkan sebuah drone Turki dalam sebuah serangan di bandara Tripoli, dan sebelumnya dua drone lagi di bandara Mitiga pada 8 Juni.

Serangan tersebut terjadi menyusul pengumuman pasukan pro-GNA yang menguasai kembali kota Gharyan, yang sempat menjadi pusat komando militer LNA.

Serangan terhadap bandara Tripoli oleh LNA, boleh jadi sebagai balasan atas kekalahan militer yang memalukan di kota Gharyan akibat serangan oleh drone-drone Turki.

Baca Juga:  Rusia Menyambut Kesuksesan Luar Angkasa India yang Luar Biasa

Kekalahan LNA di Gharyan, juga membuka tabir penemuan rudal Javelin buatan AS yang kemungkinan besar dipasok oleh Uni Emirat Arab, bersama dengan Arab Saudi dan Mesir

Sementara Turki sendiri telah mencapai tujuannya dengan menangkis serangan terhadap Tripoli melalui drone-drone tempurnya untuk mendukung paskan pro-GNA sejak bulan Mei. Militer Turki memang telah memberikan pelatihan untuk mengoperasikan drone Bayraktar TB2 pada pasukan pro-GNA.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan terang-terangan mengkonfirmasi bahwa negaranya mendukung GNA dan memasoknya dengan “perjanjian kerja sama militer”.

Erdogan juga mengatakan kepada wartawan bahwa dukungan Turki telah memungkinkan Tripoli untuk “menyeimbangkan kembali” pertarungan melawan Haftar.

Secara regional, konflik di Libya telah berubah menjadi “perang proksi antara dua poros regional: poros Turki-Qatar melawan poros Saudi-Mesir-Emirat.

Haftar yang dipermalukan kemudian melampiaskan kemarahannya ke Turki. Haftar berharap dapat memprovokasi keterlibatan Turki dalam perang sehingga pada gilirannya akan mendorong para pihak yang berkepentingan akan terlibat langsung.

Baca Juga:  Dewan Kerja Sama Teluk Dukung Penuh Kedaulatan Maroko atas Sahara

Baik LNA maupun GNA terus terlibat saling tuduh mengenai keterlibatan tentara bayaran dan menerima dukungan militer dari kekuatan asing. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,055