NUSANTARANEWS.CO, Inggris – Sejak kebijakan ekonomi neoliberal yang diterapkan iron lady Margaret Thatcher, angka kemiskinan di Inggris pada 2016 dilaporkan mencapai 13 juta jiwa. Akibatnya, banyak masyarakat yang masih mengalami kelaparan, padahal Inggris terbilang sebagai salah satu negara maju.
Sejak krisis ekonomi mengguncang dunia pada 1998 silam, tren kemiskinan tampaknya terus berlanjut, termasuk di Inggris sendiri. Lebih-lebih kondisi ekonomi dunia hingga kini tak kunjung membaik dan terus mengalami kelesuan membuat semua orang khawatir.
Kondisi ini membuat orang berpikir keras untuk sekadar bertahan hidup. Terutama untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Ide kreatif selanjutnya bermunculan. Salah satunya dengan membuat insiatif tabungan makanan (food bank). Banyak individu dan lembaga sosial di Inggris membuat solusi semacam ini. Trussel Trust misalnya, sebuah organisasi sosial di Inggris yang didirikan pada tahun 1997 telah memfokuskan aktivitasnya dengan menampung makanan. Makanan itu kemudian dibagikan kepada individu atau keluarga miskin, minimum selama tiga hari.
Menurut data Trussell Trust, pada 2014-2015 organisasi ini sudah menyuplai makanan kepada sebanyak 1.084.604 orang, termasuk di dalamnya ada sebanyak 396.997 anak-anak. Operasi pembagian dilakukan di 420 titik bank makanan di seluruh Inggris. Program sejenis ini dipercayai mampu mengurangi tindakan kriminal, kehilangan tempat tinggal, kekacauan rumah tangga, dan sakit mental.
Dilansir Republika, setelah menerima donasi makanan kaleng atau makanan dalam kemasan dari publik, para sukarelawan memilah dan mengumpulkan hanya yang masih layak dimakan dan tidak kadaluarsa. Kemudian tim sukarelawan dokter menentukan kadar nutrisi yang dipastikan ada dalam kemasan. Dengan kupon makanan maka para keluarga miskin ini akan mengambil makanan tersebut dari bank makanan terdekat. Bank makanan pertama di dunia adalah St. Mary’s Food Bank, dimulai pada tahun 1967 di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat.
Terbaru, sebuah food bank di barat laut Glasgow meluncurkan kampanye di media sosial untuk meminta sumbangan makanan karena mereka kehabisan stok dan persediaan. “Kami harus bekerja keras sekarang karena persediaan menipis. Tidak cukup untuk minggu ini. Jika anda hendak menyumbang, silahkan donasi,” tulis mereka dalam sebuah twit.
“Persediaan kami kini di bawah 20.000 paket makanan untuk mereka yang membutuhkan. Rak kami sudah hampir kosong minggu ini. Tolong, jika kamu bisa memberikan sumbangan,” tambah mereka.
Menurut Direktur Jaringan Foodbank Trussell Trust, Adrian Curtis, permintaan makanan di Glasgow mengalami kenaikan sebesar 62 persen. Persediaan di Glasgow ini diketahui hanya satu dari 420 yang dimiliki Trusell Trust di Inggris. Kesemuanya telah berhasil menyuplai hampir 1,2 juta paket makanan yang dirancang untuk bertahan selama tiga hari dalam 12 bulan terakhir.
Dalam tiga hari terakhir, food bank telah membagikan hampir 7.000 persediaan makanan. “Kami mengerti bahwa bank makanan menurun pada barang-barang tertentu seperti kentang kaleng, buah tinned dan sayuran kaleng. Setelah permintaan media sosial untuk sumbangan, bank makanan telah senang melihat masyarakat menyumbangkan makanan dan uang. Bank makanan sangat menginginkan agar sumbangan terus berlanjut untuk membantu mereka memenuhi permintaan makanan darurat saat ini,” kata Curtis kepada The Independent.
Pewarta: Eriec Dieda
Editor: Romandhon