Denny JA Menggali Makna Bangunan Tua di Segovia Spanyol

Ilustrasi - Bangunan tua di Segovia, Spanyol. Foto: Dok. Depositphotos

Ilustrasi - Bangunan tua di Segovia, Spanyol. Foto: Dok. Depositphotos

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sastrawan Denny JA menyentuh, memasuki, sekaligus memaknai dunia benda-benda pengingat terhadap masa lalu, yakni bende-benada bersejaah. Misalnya, bangunan-bangunan tua di Segovia, Spanyol.

Menurut penghayatan Denny, bangunan tua itu banyak bercerita tentang cara zaman berubah: bentuk fisik masih serupa, namun spiritnya sudah berubah secara signifikan. Zaman menuntutnya berubah.

“Di Segovia, Spanyol misalnya, masih berdiri dengan kokoh bangunan sejak Raja Roma berkuasa di sana. Bangunan itu berupa dinding kokoh batu setinggi 28 m. Terdapat banyak pintu besar berupa lubang menganga di dinding itu. Bangunan itu dibuat sebagai pengatur arus air dari sungai Rio Frio,” ungkap Denny dalam catatan inspiratifnya yang diterima Nusantaranews.co, Kamis, 3 Agustus 2017.

Ia mengatakan, dinding raksasa itu masih hadir di sana seperti dua ribu tahun lalu. Namun fungsinya tak lagi menjadi pengatur air. Ia kini menjadi situs turisme semata. Fisiknya tak banyak berubah dibandingkan ketika ia dibangun 2000 tahu lalu, tapi fungsinya diubah zaman secara signifikan.

Banyak lagi bagunan lain, lanjutnya, yang mengalami nasib yang sama. “Ada bangunan yang dulu befungsi sebagai mesjid, fisiknya tetap sama, hanya perubahan minor, tapi fungsinya menjadi gereja. Ada gereja berubah menjadi museum. Ada penjara berubah menjadi perpustakaan,” kisahnya.

“Demikianlah salah satu cara perubahan zaman. Tak hanya soal bangunan fisik, soal dunia gagasan atau ideologi dapat pula mengalami perubahan spirit. Sebut saja Pancasila. Sejak 18 Agustus 1945, kita melihat Pancasila yang sama. Tapi di era Soekarno, pendiri Pancasila, Soekarno sendiri mengartikan Pancasila itu sosialisme ala Indonesia. Platform Pancasila di era itu adalah ‘kiri’,” imbuhnya.

Ia menambahkan, apa daya kini dunia “kiri” itu sudah bangkrut di seluruh dunia. Pancasila tetap dibutuhkan oleh bangsa Indonesia sebagai perekat. Namun spiritnya tak lagi kiri. Sama Pancasilanya, tapi spiritnya berubah signifikan.

“Hari itu saya lama di Alcazar of Segovia, Spanyol. Ini bangunan istana yang berdiri sejak tahun 1120.  Bangunannya tak banyak berubah. Namun melalui zaman yang panjang, fungsi bangunan itu yang berubah menjadi istana, menjadi penjara, menjadi akademi militer, dan kini menjadi museum,” ungkapnya.

“Fisiknya nyaris sama, tapi fungsi dan spiritnya berbeda,” ucap Denny menutup riwayat perjalannya di Segovia, Spanyol itu.

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Exit mobile version