Berita UtamaHankamLintas NusaTerbaru

Dandim Nunukan Serukan Generasi Muda Bentengi Diri Dengan Pancasila

Dandim Nunukan serukan generasi muda bentengi diri dengan Pancasila
Dandim Nunukan serukan generasi muda bentengi diri dengan Pancasila/Foto Dandim 0911/Nunukan, Letkol Inf Albert Frantesca Hutagalung.

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Saat ini generasi muda atau generai milenial banyak menjadi perbincangan hampir semua kalangan yang ada di masyarakat. Pasalnya, generasi muda berperan penting sebagai penerus bangsa, seorang pemuda digambarkan sebagai generasi yang cerdas yang memiliki kemampuan inovasi dan kreativitas yang tinggi.

Generasi muda juga memiliki motivasi atau semangat dan antusiasme untuk maju yang sangat tinggi, tidak hanya itu seorang pemuda juga memiliki potensi intelektual. Kekuatan sebuah bangsa terletak di tangan pemudanya.

Demikian diungkapkan oleh Komandan Distrik Militer (Dandim) 0911/Nunukan, Let Kol Inf Albert Frantesca Hutagalung. Menurutnya, generasi muda merupakan tulang punggung bangsa bagi masa depan, baik itu untuk memperbaiki sistem pendidikan maupun menggerakan roda pembangunan.

“Generasi muda adalah agent of change. Bagaimana wujud Indonesia kedepan, lihatlah kualitas generasi mudanya saat ini,” tuturnya, Senin (30/5).

Pesatnya perkembangan zaman terutama kemajuan teknologi adalah sebuah hal yang tidak bisa ditawar. Hampir sebagian besar generasi muda saat ini sudah sanggup atau bahkan pintar mempergunakan gadget. Menurut Albert, ini sebuah tantangan sendiri bagi generasi muda untuk dapat membuktikan jati diri sebagai pewaris negara.

Baca Juga:  BAIS TNI, Satgas Yon Arh 08/MBC Dan Imigrasi Nunukan Amankan 6 WNA Asal Filipina

Dunia yang kini telah memasuki revolusi industri 4.0 membuat segala informasi menjadi beredar bebas, tidak hanya pada orang tua, remaja dan dewasa tetapi juga menerpa anak-anak. Sehingga anak-anak di era saat ini banyak kita temukan dapat memesan makanan yang diinginkannya via gadget dengan sangat mudah.

“Suka atau tidak, generasi muda dihadapkan pada sebuah peradaban yang sebagaian besar menggukan internet. Tentu hal ini ada plus minusnya. Hadirnya akses internet yang begitu mudah diyakini tanpa memilah milih. Sehingga bisa berdampak buruk bagi generasi muda. Salah satunya untuk menyebarkan informasi-informasi negatif, berita bohong atau hoax kepada publik,” tandas Albert.

Terdapat dua efek yang ditimbulkan dalam era digitalisasi saat ini yaitu efek pada pelaku dan efek pada korban. Sebagai pelaku diharapkan pemuda akan mampu memanfaatkan dan mengembangkan hal baru dari efek sosial media yang cepat di era industri 4.0 pada hal-hal yang positif.

Namun, efek korban dalam era ini juga dapat menimbulkan terjadinya kemunculan perubahan perilaku pada kehidupan remaja seperti kemudahan mengakses media pornografi, kecanduan bermain game, tindakan kriminalitas, hingga menjadi apatis (anti sosial) dan berkurangnya kualitas komunikasi di antara anggota keluarga.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Terima Kunjungan Tim Ekonomi di Perbatasan Sabah

Untuk membatasi diri dari pengkisisan jati diri bangsa akibat pesatnya perkembangan teknologi dan upaya-upaya memecah bangsa, menurut Albert, semua elemen terutama generasi muda harus kembali kepada pedoman yang telah dicetuskan oleh para pendiri bangsa yakni Pancasila.

“Pancasila selalu relevan sesuai sebagai tuntunan bangsa Indonesia dalam era manapun. Karena dalam Pancasila terkandung nilai – nilai luhur yang bukan hanya sebagai pengendali, benteng, tapi juga mata arah,” jelasnya.

Lebih lanjut Albert mengungkapkan, ada 3 hal bagi bagi generasi muda sebagai sarana untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila. Pertama adalah orang tua, kedua peran sekolah dalam hal ini Guru dan ketiga peran para pemuka agama.

“Perkembangan generasi muda saat ini akan sangat tergantung pada sikap orang tua dalam memberikan bimbingan, pengawasan dalam penggunaan media informasi dan teknologi secara terarah dan terpadu,” jelasnya

Selanjutnya, ungkap Albert, sekolah merupakan tempat dimana generasi produktif ditempa karakternya. Para guru harus tegas kepada para siswanya mengenai pemakaian gadget pada jam belajar.

Baca Juga:  Membanggakan, Pemkab Pamekasan Kembali Raih Anugrah Adipura Tahun 2023

“Pembatasan ini bukan untuk merampas kemerdekaan siswa. Tapi saya ingatkan bahwa sekolah bukan lagi berhak tapi wajib melatih kedisiplinan kepada para siswanya,” tegasnya.

Peranan guru dalam menciptakan generasi terbaik sangat berpengaruh, karena lembaga sekolah dan guru berfungsi mengarahkan, membimbing dan membina potensi dasar yang ada pada manusia.

Seharusnya kompetensi kepribadian yang melekat pada figur seorang guru diantaranya berkepribadian islam, berakhlak mulia dan berjiwa pemimpin serta menjadi teladan bagi anak didiknya. Perilaku guru akan menjadi tauladan bagi siswa atau pelajarnya

Yang terahir adalah peran para pemuka agama. Hal tersebut karena pendidikan agama di sekolah sangat sedikit sekali bahkan dalam satu minggu hanya ada beberapa pertemuan, maka para pemuka agama lah yang dapat membantu anak memberikan pemahaman tentang akhlak.

“Seperti para kiai, pastor atau pemuka agama lain akan sangat berpengaruh untk mencetak generasi muda yang berdaya saing, berakhlak baik dan sudah pasti akan menjadi generasi yang relegius serta nasionalis,” pungkasnya. (Red)

Pewarta: Eddy Santry

Related Posts

No Content Available