NUSANTARANEWS.CO – Chen Yufei, Singa Muda dari Negeri Tirai Bambu. Setelah era Li Xuerui dan Trio Wang Wang Yihan, Wang Xin, Wang Shixian selesai, publik negeri Tirai Bambu penuh harap-harap cemas dengan prestasi tim tunggal putri negeri mereka. Tak heran bila lepasnya Piala Uber 2018 ke tangan Jepang disinyalir karena lemahnya sektor tunggal putri saat itu.
Bahkan sejak kejuaraan dunia tahun 2013 yang dijuarai oleh ratu bulutangkis Asia Tenggara Ratchanok Intanon, Cina selalu kehilangan gelar juara hingga 2019. Munculnya nama-nama baru seperti Ratchanok Intanon (2013), Carolina Marin (2014, 2015, dan 2018), Nozomi Okuhara (2017), dan Pusarla Sindhu (2019) yang silih berganti menjadi juara dunia. Ditambah lagi dengan kehadiran beberapa pemain elit seperti Tai Tzu Ying, Akane Yamaguchi, Saina Nehwal yang seolah meruntuhkan dominasi tunggal putri Cina.
Namun memasuki 2019, nama Chen Yufei pemain kelahiran Hangzhou, Tiongkok, 21 tahun lalu menjadi pembangkit asa tunggal putri Cina. Yufei sebenarnya sudah malang melintang di dunia perbulutangkisan dunia sejak berhasil meraih gelar di Kejuaraan Dunia Junior 2016. Demikian pula pada 2018 dengan merengkuh gelar di Fuzhou China Open Super 750 2018 sebagai gelar World Tour Final pertamanya.
Sayangnya Yufei belum dapat menggapai tahta tertinggi level elit perbulutangkisan dunia karena faktor stamina yang dimilikinya dinilai belum mampu membuatnya tampil konsisten.
Meski begitu, sejak era kepelatihan Luo Yigang yang menggantikan Zhang Ning, Yufei berhasil meraih gelar juara All England 2019 setelah di final mengalahkan ratu bulutangkis Taiwan Tai Tzu Ying dengan skor 21-17 21-17 dalam waktu 41 menit. Padahal rekor sebelum pertandingan final All England 2019 – Tai Tzu Ying unggul 0-11.
Kali ini, Yufei berhasil mengatasi staminanya yang kedodoran yang sering menjadi faktor penyebab kekalahannya dalam pertandingan rubber game. Kegemilangan Yufei di All England 2019 cukup mengejutkan dunia. Betapa tidak bila gaya permainan powerfulnya, ditambah bola overhead yang mematikan layaknya senior-senior pendahulunya – Yufei telah menunjukkan peringkatnya sebagai pebulutangkis kelas satu dunia saat ini.
Terbukti, sepanjang tahun 2019, Singa Muda negeri Tirai bambu ini berhasil merengkuh gelar di All England Super 1000 2019, Swiss Open Super 300 2019, Australia Open Super 300 2019, Thailand Open Super 300 2019, Fuzhou China Open Super 750 2019, Hong Kong Open Super 500 2019. Dan di BWF World Tour Final 2019, Yufei berhasil mengalahkan Tai Tzu Ying di babak final dan memperkecil Head to head mereka menjadi 2-14. Bahkan di Australia Open Super 300 2019, Yufei berhasil mempermalukan Nozomi Okuhara dengan skor telak 21-15 dan 21-3.
Dengan rentetan prestasi tersebut telah mengantarkan Yufei menjadi pemain bulutangkis peringkat satu dunia di penghujung 2019 ini. Sebuah modal yang sangat baik bagi Yufei untuk menyongsong tahun 2020. Apalagi pada 2020 ini, Yufei akan bermain di Olimpiade Tokyo. Tentunya publik Cina sangat menaruh harapan besar kepada Yufei agar bisa merebut kembali medali emas untuk negeri Tirai Bambu setelah pada tahun 2016 direbut oleh Carolina Marin.***
Penulis: Pang Jannis