NUSANTARANEWS.CO – Direktur Center For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengungkapkan bahwa, tatkala Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi mendukung KPK untuk terlibat atau mengawasi dana PON Jabar tahun 2016, ditengarai ada sesuatu di baliknya.
“Daripada, seenak enak saja menyuruh KPK untuk mengawasi dana PON Jabar, akan lebih baik KPK mengawasi anggaran Asian Games XVIII 2018 di Kemenpora,” kata Uchok kepada nusantaranews, Selasa (27/9).
Uchok juga mengatakan, supaya KPK tidak terkecoh dengan pernyataan Menpora, Imam Nahrawi. “Pernyataan beliau hanya sekedar cari simpatik, atau sensasi buat diri sendiri. Dan, hal ini juga hanya sebuah cara untuk mengalihkan isu semata agar, Misalnya, dana asian games XVIII tahun 2018 yang sudah dilelang, tidak jadi fokus penyidikan KPK. Padahal ada potensi kerugian negara sebesar Rp.8.6 miliar,” jelasnya.
Jadi, lanjut Direktur CBA, Asian Games XVIII 2018, belum dilaksanakan atau masih jauh hari dan tahunnya untuk dilaksanakan, tapi, potensi kebocoran anggaran besar sekali. Jangankan, anggaran Asean Games bisa bocor, anggaran untuk fasilitas alat peraga olahraga juga diembat atau potensi kebocorannya minimal sebesar Rp.21.4 miliar.
“Dasar memang serakah di kemenpora ini. Tidak kapok-kapok “mengembat” alias selalu punya potensi kebocoran uang negara selalu besar sekali,” cetusnya.
Dan dibawah ini, lanjut Uchok, modus-modus potensi kebocoran anggaran Asian Games XVIII 2018. Dimana, pada tahun 2015, ada dua item pelelangan untuk program Asian Game XVIII 2018, dengan total anggaran sebesar Rp.36.720.832.500. Dan Potensi kerugian negara sebesar Rp.8.694.816.900.
“Pertama, pada tahun 2015, kementerian pemuda dan Olahraga melakukan lelang Launching logo, Maskot dan Pictogram Asian Games XVIII 2018 dengan HPS (Harga Perkiraan Sementara) sebesar Rp.7.497.726.500,” ungkapnya lagi.
Kemudian, pemenang lelang tersebut adalah PT. Nuansa Surya Bhakti, yang beralamat Gedung Artha Graha lantai 6 Jalan Jenderal Sudirman Kav 52 – 53 Kebayoran Baru, Jakarta selatan, dengan harga penawaran sebesar Rp.6.856.811.500. Harga penawaran pemenang lelang itu terlalu tinggi dan mahal, sehingga ada potensi kerugian negara menimal sebesar Rp.173.442.500.
“Oleh karena, perusahaan yang harga penawarannya yg rendah dan murah, seperti PT.Puspa Artha Gemilang sebesar Rp.6.683.369.000 diabaikan begitu saja,” ucapnya menyesalkan.
Sedangkan proyek kedua yang disebutkan Uchok yakni pada tahun 2015, kementerian pemuda dan Olahraga melakukan lelang “optimalisasi promosi persiapan penyelenggaraan Asian Game XVIII tahun 2018” dengan HPS sebesar Rp.29.223.106.000
“Kemudian, pemenang lelang ini adalah PT.Lima Karsa Kreasi Tama yang beralamat Ruko 357 Jalan.Dewi sartika No.357 Blok D, Cawang, Kramatjati Jakarta Timur dengan harga penawaran sebesar Rp.28.500.670.000. Dan harga penawaran pemenang lelang ini terlalu tinggi dan mahal, sehingga ada potensi kerugian negara menimal sebesar Rp.8.521.374.400. Oleh karena, perusahaan yang harga penawarannya yang rendah dan murah, seperti PT. Mediatama Cipta Citra sebesar Rp.19.979.295.600 diabaikan begitu saja.
“Dari gambaran diatas, kami dari CBA (Center For Budget Analysis) meminta kepada KPK untuk segera membuka penyelidikan, dan penyidikan dua proyek Asian Games XVIII 2018 ini. Kalau KPK, tidak menyidik kasus ini, maka peserta negara negara Asian Games bisa bisa menertawai bangsa ini, dan Indonesia bisa bisa dibuat malu. Masa Asian Games masih lama dilaksanakan, kok potensi kebocoran anggarannya sudah ada dan besar amat besar lagi. Dan untuk itu, kpk harus mengambil langkah langkah seperti melakukan pemanggilan kepada menteri pemuda dan olahraga untuk segera diprriksa,” harap Uchok sekaligus mengakhiri. (Sulaiman)