NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Cawali Surabaya tak kunjung diumumkan, Hasto bantah “Tarik Tambang” dengan Risma. Sekretaris DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto membantah adanya “tarik tambang” politik dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk menentukan nama cawali Surabaya yang diusung PDIP. Pasalnya, jagonya Eri Cahyadi yang digadang-gadang untuk melanjutkan kepemimpinan Risma masih bias mengingat untuk menentukan calon kepala daerah merupakan hak preogratif dari ketum PDIP.
“Sepertinya saya tarik tambang sama Bu Risma, ini tarik tambang politik. Padahal kami tidak mengenal tarik tambang politik. Ada elemen pers yang membuat drama. Kami tidak pernah membuat drama politik, tapi bagaimana membangun peradaban politik untuk bangsa,” kata Hasto saat di Surabaya, Minggu (30/8).
Kehadirannya di Jatim, sambung Hasto diakui atas perintah Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri. Ada beberapa daerah di Jatim yang menjadi konsentrasinya, termasuk Kota Surabaya.
“Ada daerah menjadi konsentrasi kami, Surabaya menjadi wilayah strategis. Surabaya begitu indah, asri, ikon kota dan banyak penghargaan. Ketika Ibu Ketum benar-benar mempertimbangkan sebaik-baiknya itu murni tanggung jawab partai. Surabaya harus tetap dipimpin yang memiliki jiwa kerakyatan,” jelasnya.
Pihaknya tidak menginginkan Surabaya jatuh kepada pemodal besar. Menurut Hasto, kapitalisme menciptakan krisis. “Dan PDIP benar-benar menunjukkan watak ideologis yang tidak bisa disetir pemodal,” ungkapnya.
Selain Surabaya, dari 19 kabupaten/kota di Jatim yang menyelenggarakan Pilkada serentak, ada juga empat daerah yang rekom dari DPP PDIP belum turun. Diantaranya Pacitan, Sidoarjo, Situbondo, dan Jember. (setya)