Lintas NusaPeristiwaTerbaru

Catatan Pendek Dari Kegiatan Jambore Lansia Nasional 2016 Di Merauke

Soeprapto, M
Sekjen LGBP Soeprapto, M. Ed

NUSANTARANEWS.CO – Bertepatan dengan Peringatan Hut Ri ke 71, Gerakan Nasional Lanjut Usia Peduli (GNLP) menyelenggarakan Jambore Lansia Nasional di Kabupaten Merauke. Kegiatan Jambore diikuti oleh sekitar 55 orang lansia dari Jakarta dan sekitarnya yang berlangsung dari tanggal 16 – 20 Agustus 2016.

Menurut Sekretaris Jenderal Liga Gerakan Budaya Pancasila (LGBP), Suprapto, yang turut hadir sebagai peserta kegiatan Jambore tersebut menceritakan bahwa kedatangan mereka disambut langsung oleh Bupati Merauke Frederikus Gebze dan jajarannya, di Bandara Mopah Merauke. Bupati sangat gembira dengan kegiatan Jambore di daerahnya yang dianggap sebagai salah satu bentuk konkrit kecintaan terhadap Indonesia. Sambutan yang diberikan terasa hangat, akrab dan terbuka serta sangat komunikatif.

Dalam kegiatan acara ramah tamah, Bupati Merauke menceritakan bahwa wilayahnya merupakan Kabupaten yang aman dan kondusif bagi pelaksanaan pembangunan. Di jelaskan pula bahwa Merauke merupakan miniatur Indonesia, karena terdapat segala suku bangsa yang memeluk berbagai agama sejak zaman Belanda.

Baca Juga:  Pengurus HMI dan Kohati Komisariat Tarbiyah UIN Ar-Raniry Resmi Dilantik

Di Merauke tidak ada pertentangan antar suku dan agama. Peduduk hidup rukun bersama dalam berbagai kegiatan sesuai dengan semboyan Merauke “Izakod Bekai Izakod Kai” yang bermakna satu hati satu tujuan. Meski begitu, gambaran yang terjadi di Merauke bukanlah gambaran Papua seutuhnya, ungkap Bupati Merauke.

Berkaitan dengan kegiatan peringatan Hut RI ke 71, Suprapto juga menceritakan bahwa penyelenggaraan Upacara Bendera berlangsung sangat tertib dan teratur, sehingga peserta upacara dapat mengikuti dengan khidmad meniru persis seperti yang diselenggarakan di istana negara.

Sementara, kegiatan upacara Hut RI di perbatasan dengan PNG, di kota Sota, kegiatan upacara Bendera dihadiri oleh warga PNG, ada sekitar 1.200 orang. Mereka kemudian di tampung dan diberi fasilitas barak untuk menginap oleh TNI dan Polri. Suprapto mengungkapkan bahwa apa yang terjadi di perbatasan Merauke menunjukkan bahwa warga PNG sangat membutuhkan Indonesia. Sangat kontras dengan apa yang terjadi di perbatasan Kalimantan Barat.

Baca Juga:  Ecuador Suspends Recognition of Polisario Militia

Salah satu catatan kegiatan lain adalah kunjungan ke Tanah Miring Merauke, yakni lokasi bersejarah pernerjun payung Jenderal Moerdani (waktu itu Mayor) ketika menyerbu Irian Jaya pada Juni 1962. Hadir dalam kunjungan tersebut Ibu Benny Moerdani, yang turut menjadi peserta Jambore Lansia.

Dikisahkan bahwa penduduk setempat membantu sang “Mayor” yang tersangkut di pohon. Peristiwa tersebut kemudian diabadikan dalam bentuk patung dan menjadi semboyan distrik Tanah Miring: Aning Ti Waninggap, yang artinya Aku Datang, Aku Menang. Rombongan kemudian melakukan do’a bersama di lokasi.(Banyu)

Related Posts

No Content Available