Berita UtamaEkonomiLintas NusaPolitikTerbaru

Cara Gus Fawait Bantu Gubernur Khofifah Entas Kemiskinan

Cara Gus Fawait Bantu Gubernur Khofifah Entas Kemiskinan
Cara Gus Fawait bantu Gubernur Khofifah entas kemiskinan.

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Kemiskinan yang menghantui Jawa Timur terus menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi gubernur Khofifah dan jajarannya.

Menurut ketua fraksi Gerindra DPRD Jawa Timur Muhammad Fawait mengatakan dari rancangan Rancangan Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) anggaran belanja daerah ada Rp 31 Triliun lebih dengan pendapatan daerah Rp 20 Triliun lebih.

“Defisit anggaran sekitar Rp 21 Triliun,” jelas pria asal Jember ini, Selasa 1 Agustus 2023.

Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) ini mengatakan fraksi Gerindra memberikan perhatian khusus terhadap pengentasan kemiskinan di Jawa Timur.

“Sesuai arahan ketum partai Gerindra pak Prabowo Subianto, Jawa Timur sudah banyak penghargaan dengan capaian yang melebihi nasional. Dari capaian kesuksesan tersebut pereknomian Jawa Timur selalu melebihi tingkat nasional. Namun, ada pekerjaan rumah yang perlu digarap yaitu angka kemiskinan,” jelasnya.

Dalam rapat banggar, lanjut Fawait, pihaknya menyampaikan akan membantu gubernur dalam pengentasan kemiskinan di Jawa Timur.

Baca Juga:  Momentum Perkuat Silaturahmi Idul Fitri, PT PWU Jatim Gelar Halal Bihalal

“Dalam belanja daerah berbeda strategi dengan cara untuk pengentasan kemiskinan. Ini perlu dibedakan terlebih dahulu. Mana kebijakan untuk peningkatan ekonomi dan mana untuk pengentasan kemiskinan. Ini beda cara yang harus dilakukan Pemprov,” jelasnya.

Pria yang akrab dipanggil Gus Fawait ini mengatakan dalam pengentasan kemiskinan, perlu sebuah kekuatan belanja yang kuat yang perlu dilakukan Pemprov.

“Kami mencermati pendapatan asli daerah khususnya pajak daerah di mana salah satu sumber terbesarnya adalah pajak daerah,” jelasnya.

Pajak daerah itu, sambung Gus Fawait, terdiri dari pajak kendaraan bermotor dan lainnya.

Di dalam penghitungan pajak daerah, pihaknya menyoroti target eksekutif dianggap masih target pesimis. Kenapa pesimis, karena target pendapatan asli daerah di tahun 2024 hampir sama dengan tahun 2023,” jelasnya.

Semua tahu, sambungnya dalam rancangan KUA-PPAS,target pajak daerah dikisaran 15 Trilyun lebih.” Sebelumnya disampaikan ada penambahan Rp 16 Trilun lebih dimana jumlah tersebut hampir sama di target pajak pendapatan di tahun 2023,” sambungnya.

Baca Juga:  Resmikan IKA Unair Chapter Australia, Inilah Pesan Khofifah

Tentunya, kata Fawait, menurutnya target tersebut disebut target pesimis. Alasannya, dengan adanya pemulihan ekonomi nasional, Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) merevisi target dimana awalnya merevisi ada 975 ribu kendaraan terjual secara nasional di tahun 2023 direvisi penjualan kendaraan mencapai 1 juta lebih.

“Ditahun 2023 saja sudah ada perbaikan dengan target tersebut, dan tentunya di tahun 2024 akan lebih jauh besar lagi targetnya,” jelasnya.

Perputaran uang di tahun 2024, lanjut gus Fawait, pihaknya yakin akan lebih besar dibandingkan ditahun 2023 ini.

“Semua tahu di tahun 2024 mendatang ada Pemilu baik pileg, pilpres maupun pilkada. Disitu tentunya perputaran uang akan lebih besar. Tentunya pertumbuhan ekonomi akan naik dan kemampuan daya beli masyarakat meningkat. Ini sangat potensi pajak daerah untuk didapat,” sambungnya.

Oleh sebab itu, lanjut Gus Fawait, pihaknya berkomitmen akan membantu gubernur agar bisa mendapatkan potensi pendapatan pajak daerah untuk dioptimalkan.

“Sehingga bisa menguatkan APBD Jawa Timur dengan harapan bisa membantu pengentasan kemiskinan lebih kuat lagi,” jelasnya.

Baca Juga:  Komut Tunjuk Plt Dirut, Bank UMKM Jatim Bergejolak

Yang kedua, lanjutnya, ada pos-pos anggaran dikalkulasi kembali untuk membantu pengentasan kemiskinan di Jawa Timur.

“Contohnya belanja pegawai di mana menghabiskan anggaran Rp 1 Triliun. Belanja pegawai ini paling gampang dihitung,” terangnya.

Besarnya belanja pegawai tersebut, kata Gus Fawait, bisa dikritisi dan dialihkan untuk belanja lainnya.

“Efisiensi-efisiensi lainnya bisa dimaksimalkan untuk membantu pengentasan kemiskinan,” tandasnya. (setya)

Related Posts

1 of 48