Ekonomi

Bupati Nunukan Mengaku Berkomitmen Kembangkan UKM

Bupati Nunukan Mengaku Berkomitmen Kembangkan UKM. (Foto Edy Santri/NUSANTARANEWS.CO)
Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid Mengaku Berkomitmen Kembangkan UKM. (Foto Edy Santri/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid mengaku berkomitmen untuk mengembangkan Usaha Kecil Menengah (UKM) di wilayahnya. Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Nunukan terus mendorong munculnya UKM-UKM yang berdaya saing.

Hal itu ia sampaikan saat membuka Forum Discusion Group (FGD) Penyelarasan dan Kolaborasi Program Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Di Aula PARAS Perbatasan di Jalan Lingkar Nunukan, Senin (14/10/2019) kemarin.

Dalam FGD yang diikuti para pelaku UKM, khususnya UKM kuliner itu juga menghadirkan Founder Karya Perempuan Indonesia, Irma Sustika, sebagai narasumber.

Laura mengatakan, pembangunan PARAS Perbatasan adalah wujud komitmen pemerintah dalam memfasilitasi UKM khusunya UKM Kuliner untuk mengembangkan diri.

Diakuinya, saat ini masih banyak kendala dan hambatan yang ditemui dalam pengembangan UKM. Mulai dari legalitas, pengemasan, hingga manajemennya yang masih tradisional.

Untuk itu, Laura berharap FGD melahirkan format dam rekomendasi dalam pengembangan UKM dalam jangka panjang.

“Saya berharap tidak ada ego sektoral, kita harus bersama – sama dalam mengembangkan UKM ini,” kata Laura dikutip Selasa (15/10/2019).

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Gelar Gebyar Bazar Ramadhan Sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat

Sementara itu, Kepala Dinas UKM Kabupaten Nunukan Abdul Karim menyatakan bahwa Nunukan adalah tempat tepat untuk investasi karena hampir semua sektor memiliki potensi luar biasa.

PDRB Nunukan diklaim juga relatif besar mencapai kurang lebih Rp. 19 miliar. Menurut Abdul Karim, adalah embrio dari wirausaha yang lebih besar sehingga harus ada sinergi dengan berbagai pihak secara terus menerus.

“Selama ini kalangan UKM yang jumlahnya mencapai 2535 masih menghadapi berbagai kendala, antara lain minimnya modal dan inovasi, kurang memanfaatkan pemasaran online, tidak ada brand yang kuat, legalitas usaha yang belum ada, serta pembukuan yang masih manual,” jelasnya.

Pewarta: Edy Santri

Related Posts

1 of 3,051