NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pengamat politik Bin Firman Tresnadi mengatakan seharusnya Jokowi mendukung penguatan BUMN, Koperasi Rakyat dan Pengusaha Nasional daripada mengundang investasi seluas-luasnya seperti disampaikan dalam pidato Visi Indonesia beberapa waktu lalu.
Seperti diwartakan, Jokowi menyampaikan pidato perdananya sebagai presiden terpilih tahun ini mengambil tajuk Visi Indonesia. Salah satu poin dari keseluruhan isi pidato tersebut Jokowi kembali menegaskan pemerintahannya terbuka untuk mengundang investasi seluas-luasnya dengan dalih membuka lapangan pekerjaan bagi rakyat Indonesia.
Baca juga: Pidato Jokowi: Kita Harus Undang Investasi Seluas-luasnya
“Kita harus mengundang investasi yang seluas-luasnya dalam rangka membuka lapangan pekerjaan. Jangan ada yang alergi terhadap investasi. Oleh sebab itu, yang menghambat investasi, semuanya harus dipangkas, baik perizinan yang lambat, berbelit-belit, apalagi ada punglinya,” kata Jokowi yang berpidato di hadapan pendukungnya di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Minggu (14//7) malam.
Menurut Bin Firman, rencana Jokowi terkait membuka investasi asing itu kurang tepat.
“Kita tidak menolak soal Investasi, tapi mesti diperjelas investasi seperti apa? Saat ini saja izin investasi seperti IUP perusahaan tambang atau izin reklamasi, konsesi hutan untuk Sawit sudah sangat lancar. Kunci kesejahteraan bukan saja soal pertumbuhan ekonomi yang cepat, tapi soal kesinambungan,” kata Bin Firman kepada redaksi, Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Dia mengatakan, mengundang investasi asing seperti ini sudah dilakukan sejak era Orde Baru dan Jokowi malah justru kembali melanjutkannya.
Baca juga: Isi Lengkap Pidato Jokowi Soal Visi Indonesia
“Cara ini telah dilakukan sejak Orde Baru sampai pemerintah Jokowi ini, dan terbukti gagal. Alih-alih membawa kesejahteraan bagi rakyat, justru akan terus mempelebar kesenjangan sosial,” ujar Bin Firman.
Sebetulnya, lanjut dia, RI sudah memiliki sebuah konsep dan soko guru pembangunan yaitu BUMN, Koperasi Rakyat dan Pengusaha Nasional.
“Seharusnya ini yang diperkuat dan dikembangkan. Bukan mengundang modal asing. Modal asing bisa kita undang jika memang tak mampu dikerjakan oleh tiga soko guru ekonomi nasional tersebut,” jelasnya.
“Apa yang dilakukan pemerintah Jokowi sekarang hanya menegaskan saja bahwa pemerintah Jokowi hanya menjadi agen dari neoliberalisme,” tegas Bin Firman. (eda)
Editor: Eriec Dieda