NUSANTARANEWS.CO – Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Industri Informasi Geospasial, Badan Informasi Geospasial (BIG), Sumaryanto mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia saat ini masih kekurangan tenaga Informasi Geospasial (IG). Menurutnya, kekurangan tersebut hampir mencapai angka 30 orang tenaga.
Hal itu diungkapkan Sumaryanto dalam sosialisasi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di Auditorium Merapi, UGM pada Rabu (23/11/2016). Ia memprediksi kebutuhan tenaga Informasi Geospasial hingga tahun 2024 mendatang sebanyak 40.743 orang.
“Jumlah kebutuhan tenaga IG tahun 2024, mencapai 40.743 orang,” kata dia.
Ia menuturkan, Indonesia sedikitnya membutuhkan 33.414 tenaga IG. Pasalnya, saat ini tenaga IG yang tersedia hanya 11.084 orang saja dan masih jauh dari angka yang dibutuhkan. Dimana bila dijumlahkan, tenaga IG Indonesia masih kurang sekitar 22.330 orang.
Selain itu, kata dia, kualitas dan distribusi tenaga IG juga masih terbilang amat minim.
Adapun beberapa bidang keahlian yang dibutuhkan dalam IG adalah penginderaan jauh, fotogrametri, sistem informasi geografi, survei kewilayahan dan juga kartografi.
“Dari sisi kualitas dan kompetensi tenaga suveyor IG, di tingkat ASEAN saja jumlah surveyor Indonesia mencapai 5.500 orang atau berada di peringkat kedua setelah Filipina yang jumlah suveyornya mencapai 9.325. Jumlah surveyor di Indonesia tersebut belum ada yang terlisensi,” kata Kepala lembaga non-kementerian yang sebelumnya bernama Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) ini.
Untuk itu, ia mengharapkan perguruan tinggi dan BIG perlu melakukan upaya-upaya guna mendorong pengembangan SDM di bidang IG, tentunya yang berbasis kompetensi. Dan tentunya pula diperlukan harmonisasi antara kebutuhan kompetensi SDM dengan kurikulum pendidikan formal, diklat dan kursus. (Sego/Red)