NUSANTARANEWS.CO – Para psikolog seksual atau pakar seksologi, mengatakan jika pendidikan seks pada anak sejak usia dini sebaiknya segera diberikan. Memberikan pengetahuan tentang seks terhadap anak merupakan cara untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yaitu tindak kekerasan seksual.
Sebab, ketika pendidikan seks pada anak masih menjadi tabu, maka rasa penasaran anak terhadap seks kian meningkat. Semakin dia penasaran, dia akan mencari referensi sendiri melalui internet, buku, dll. Kemudia mereka diam-diam akan mencari objek untuk memperaktikkannya.
Kenapa pengetahuan seksual secara mandiri (belajar melalui internet atau buku) membuat mereka bertindak sesukanya? Jawabannya adalah, lantaran mereka tidak mendapat bimbingan yang baik dari lingkungannya baik dari orang tua maupun guru. Maka dari itu, benar apa kata orang bijak, “lebih baik mencegah dari pada menyembuhkan”.
Baca : Pendidikan Seks Sejak Dini, Cegah Kekerasan Seksual
Jika Anda, sebagai orang tua masih ragu atau bingung, kapan tepatnya pendidikan seks diberikan pada anak. Langkah yang cukup aman, didiklah anak Anda, jika lelaki, ketika ia mulai mengalami mimpi basah dan bagi anak perempuan, ketika ia mengalami masa menstruasi pertama.
Besar sekali pengaruh dari pendidikan seks dalam keluarga jika diberikan dengan pemehaman yang penuh. Artinya anak-anak benar-benar paham tentan seks dan dunianya. Sehingga mereka bisa menjadi pribadi yang lebih baik ketika beranjak dewasa.
Sebagai contoh kecil, tatkala anak laki-laki memiliki pengetahuan tentang seks beserta dunianya, tentu ia tidak akan melakukan seks dengan cara memerkosa, apalagi sampai membunuh. Wajar dan normal apabila anak laki-laki terangsang oleh lawan jenisnya, tetapi dengan bekal pengetahuannya, dia akan lebih sabar untuk menuruti kehendak nafsu birahinya.
Selain itu, bagi anak yang sudah menginjak dewasa dengan pengetahuan seks yang benar, mereka juga bisa lebih menghargai orang lain. Dari itu, orang tua dan guru harus mengajari anak mengenai seks sesuai dengan jenis kelamin anak. Supaya anak tidak salah mengartikannya. Adapun cara mendidik anak tentang dunia seksualitas adalah sebagai berikut:
Baca Juga : Tips Mendidik Anak Tentang Seks Sejak Dini
1. Sampaikan pada anak bahwa “tubuhmu adalah milikmu” sembari tunjukkan anak perihal dasar-dasar seksualitas dan mana bagian tubuh yang bersifat sangat privat dengan bahasa yang bisa dipahami anak sesuai usia mereka.
2. Berikan anak strategi menghindar dari perilaku-perilaku orang lain terhadap dirinya yang mengarah pada kekerasan seksual. Seperti, melatih akan untuk peka dan spontan terhadap segala tanda perlakuan laki-laki nakal.
3. Tanamkan bahwa semua pemberian dari orang lain, termasuk dari kerabat dekat, ajakan untuk berduaan, dan permainan rahasia-rahasiaan harus dilakukan di rumah, di depan, dan seizin ayah ibunya. Beri tahu alasannya, mengapa Anda membuat peraturan itu, dan gunakan bahasa kanak-kanak.
4. Didikklah anak dengan komunikasi yang jujur, manis, dan terbuka. Supaya anak-anak terdorong untuk jujur kepada Anda jika terjadi hal yang buruk atau berpotensi buruk. Bangun hubungan berlandaskan rasa saling menghormati dan percaya dengan anak, anggota keluarga, tetangga, dan guru yang tepercaya.
5. Ajari anak-anak untuk memiliki rasa empati, persahabatan, dan hubungan saling peduli antara anak dan teman-temannya. Sebab pertemanan juga dapat menjadi sumber bantuan, ketika anak membutuhkan pertolongan.
Sedangkan cara mendidik anak sesuai perkembangan usianya, dapat dilakukan sebagai berikut: Sebagai orang tua, Anda bisa mengajari anak sesuai dengan usianya. Ketika anak masih berusia 2 sampai 3 tahun, ajari anak tentang alat kelaminnya. Setelah berusia 4 tahun, anak boleh diajari tentang reproduksi.
Selanjutnya, ketika anak sudah berusia 5 sampai 6 tahun, paparkanlah informasi tentang proses kehamilan sampai melahirkan. Nah, memasuki usia 7 tahun, anak sudah siap untuk menerima pendidikan seputar pengertian dasar dalam hubungan seks. Misalnya dengan mengatakan bahwa, seks adalah salah satu cara orang dewasa untuk mengungkapkan perasaan cinta mereka satu sama lainnya.
Pada usia 8 sampai 9 tahun, jelaskan kepada anak mengenai pentingnya seks dan kemungkinan besar anak-anak sudah mengetahuinya melalui media dan teman-temannya. Masa selanjugnya adalah masa perubahan yang disebut dengan masa puber antara usia 10-11 tahun. Pada masa puber, mereka lumrahnya sudah siap untuk membicarakan seks dan topik yang terkait seks lainnya yang telah anak lihat pada saat mereka mendapat informasi dari internet misalnya.
Terakhir, di usinya yang ke-12 dimana anak mulai merumuskan nilai dan pengertian mereka sendiri, jadi lebih sering menanyakan dan membicarakannya agar mereka tetap mendapatkan konteks yang benar dan tepat dari sumber informasi yang benar. Tapi ingat jangan melebih-lebihkan dalam penjelasan dan meluapkan kekuatiran sebagai orangtua. (MRH/SS)