NUSANTARANEWS.CO – Bakti Seniman Jogja, Bermusik Untuk Anak-Anak Nusantara. Keistimewaan Yogyakarta bukan semata-semata lantaran secara politik dipimpin oleh seorang Sultan yang merangkap sebagai Gubernur. Tidak hanya itu tentu saja, melainkan karena manusia di tanah Mataram itu memiliki daya kreasi yang tinggi. Sikapnya santun, bicaranya lembut dan berhati nyaman.
Beragam label atau julukan diberikan untuk Jogja Istimewa seperti Jogja kota buku, kota pendidikan, kota budaya, kota penyair, kota sejuta kenangan, kota kreatif, kota aktivis mahasiswa, kota warung kopi, kota inspiratif atau kota apapun sesuai dengan sudut pandang dan penalamannya masing-masing.
Di antara kesibukan kota membangun apartemen-apartemen dan hotel pencakar langit, para insan seni masih terus berkarya untuk kehidupan. Mereka para pekerja seni yang akan terus memberi ciri dan mewarnai keistimewaan Yogyakarta. Salah sahtu dari mereka terkupul dalam sabuah komunitas audiovisual, yaitu Komunitas Akan Semesta (KAS).
KAS ini cukup unik dibanding dengan komunitas-komunitas lain yang hidup di Yogyakarta. Menurut salah satu anggota KAS, Rahmad Ramadhan S, komunitas audiocisual ini lahir karena anak-anak di dalamnya sering kumpul-kumpul di Semesta.
“Diberi Anak Semesta kerena sering kumpul di Semesta. Karena bingung mau buat apa, ketebulan anak yang bernama Alif sama Puji menyarankan untuk membuat nama tersebut, akhirnya dari kami menyetujui. Bulan September 2014, terbentuklah Komunitas Semesta yaitu komunitas audiovisual yang memberikan sedikit ilmu tentang audiovisual pada adik-dik panti asuhan dan anak-anak jalanan pada khususnya,” Ujar Rahmad yang akrab dipanggil Memed.
Proses kreatif di bidang audiovisual pada KAS ini tidak hanya fokus pada internal komunitas seperti produksi. Tetapi komunitas ini mendedikasikan dirinya untuk mengayomi anak-anak panti asuhan dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang mencerdaskan tentunya.
“Iya, betul. Misalnya, kegiatan pertama kami malah pelatihan menulis. Kenapa dibuat pelatihan menulis karena unsur sebuah film kan berawal dari cerita – dari menulis. Dari cerita tersebut akhirnya kami mengajarkan pada anak-anak panti asuhan waktu itu, yang kami ambil dari lima panti asuhan di Yogyakarta. Terus kami buat kompetisi, kemudian kamis aring, dan kami kumpulkan di satu tempat untuk melakukan pelatihan menulis, bagaimana caranya menulis cerpen yang baik dan benar,” imbuhnya.
KAS selain fokus mendidik anak-anak panti asuhan, KAS juga menjalin kerjasama yang baik dengan komunitas yang sevisi yaitu Procie Omah Rekam dan Rumah Belajar Kagem. Kerjasama yang barusaja dilakukan adalah produksi single lagu plus video klip bertajuk “Senandung Anak Bangsa” yang dilaksanakan di Remah Belajar Kagem, Kamis (23/6) kemaren sore.
(Baca artikel sebelumnya: POR, KAS dan Kagem Mencintai Nusantara Dengan Senandung Anak Bangsa)
“Nah, kalau bicara soal senandung anak bangsa kebetulan teman kami yang namanya Kancil dihubungi oleh teman-teman Procie. Karena kebetulan memang dekat dengan teman-teman Procie untuk membantu Procie bersama anak-anak Kagem, membuat video clip senandung anak bangsa. Dan akhirnya kami mencoba untuk bertemu,” terang Memet.
Gayung bersambut, KAS dengan kedua komunitas yang fokus di bidang musik tersebut rupanya memiliki visi dan misi yang hampir sama.
“Anak-anak semesta pun menyetuinya karena lagu dari pada senandung anak bangsa ini sangat mengispirasi. Menurut kami, idenya sangat bagus, layak dipublikasikan dan diperdengarkan pada anak-anak Indonesia, sebab isinya benar-benar Indonesia,” tukasnya.
Memet juga menjelaskan tentang pendistribusian singgle dan video klip Senandung Anak Bangsa. “Siapapun boleh mempublish karya ini karena karya ini non profit dan didedikasikan untuk anak-anak indonesia, tetapi seandainya ada kemungkinan untuk menghasilkan pendapatan, seluruh pendapatan harus kembali ke anak-anak,” terangnya.
Sementara itu, di tempat dan waktu yang sama, penjaga gawang Procie, M. Iqbal Umar, menerangkan perjalanan dan program Pocie, khususnya yang terikat dengan KAS dan Kagem yaitu, produksi Senandung Anak Bangsa.
“Proses Procie hampir sama, satu frekuensi. Awal bikin lagu ini pun sebenarnya ngga ada niatan yang lebih. Kita bikin sebuah karya, sebuah lagu, biar bisa didengar sama anak-anak, dan membangun rasa cintanya kepada budaya bangsa Indonesia,” ujar Iqbal.
Rilis fisik Singel dan klip Senandung anak bangsa, beber Iqbal, diberikan kepada rumah belajar kagem dan bisa diakses di www.prociemusik.com channel youtube procie dan komunitas anak semesta. Mereka mepersilahkan untuk mempublish melalui media apapun dan semoga karya ini bisa diterima dinikmati lebih luas serta memberi warna untuk musik anak-anak.
Sementara itu, dalam keterangan tertulis disebutkan bahwa penggarapan single ini dilakukan dengan pendekatan komunitas. Dimana kawan-kawan procie mengikuti kegiatan mengajar di rumah belajar kagem dan mengadakan pengenalan dan pelatihan alat musik angklung yang dibina oleh Tendi nugraha dan kawan-kawan.
“Aku beruntung berteman dengan orang-orang yang berkarya, selain menghibur mereka juga melakukan aksi sosial dengan kemampuan mereka, dan beruntung aku terlibat dengan mereka gara-gara berteman. Jadi ada kegiatan selain beres-beres kos dan tidur. Dan ini keren,” Kesan Ceng Romli, salah satu pemain karinding dalam produksi Senandung Anak Bangsa. (Sule)