Kreativitas

POR, KAS dan Kagem Mencintai Nusantara Dengan Senandung Anak Bangsa

NUSANTARANEWS.CO – POR, KAS dan Kagem Mencintai Nusantara Dengan Senandung Anak Bangsa. Procie Omah Rekam (POR), Komunitas Anak Semesta (KAS) dan Rumah belajar Kagem (Kagem) bersatu padu mengayomi anak-anak didik di lingkungan rumah Kagem dengan musik. Tiga komunitas ini lahir untuk mendedikasikan diri untuk bantu mencerdaskan anak-anak bangsa dengan musik.

Ketiga komunitas ini dihuni oleh para insan seni musik yang mayoritas berstatus mahasiswa. Mereka hadir dengan kegelisahan yang sama, yakni minimnya pengetahuan  anak-anak terhadap keragaman seni musik milik bangsa Indonesia. Penyatuan kegelisahan tersebut dijelmakan ke dalam satu komposisi musik lengkap dengan video klip yang diproduksi khusus untuk anak-anak di Yogyakarta.

“Rumah belajar Kagem Jogjakarta menggelar bancakan kolaborasi bersama Procie Home Recording dan komunitas anak semesta, Kamis (24/6). Kegiatan ini adalah peluncuran single “Senandung Anak Bangsa” sebuah lagu yang didedikasikan untuk anak-anak,” kata pihak penyelenggara melalui rilis yang diterima Nusantaranews, Kamis malam.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Kegiatan menjelang buka puasa ini membuat para anak-anak didik rumah kagem senang dan gembira. Mereka datang berangsur-angsur sampai suasana rumah kagem menjadi benar-benar ramai.

Seseorang yang dipanggil “Bapak” dalam lingkaran komunitas, Farid Hadi menyatakan bahwa para anak didik di rumah kagem sudah memiliki keberanian untuk berekspresi. “Bapak” hadir bersama perempuan yang biasa dipanggil “Bunda”, Susi Farid.

“Dalam posisi duduk secara psikologis sebenarnya mereka masih membatasi diri, coba lihat nanti kalau mereka sedang bermain, akan lebih rame lagi lari-lari sana-sini,” tutur Bapak kepada di rumah kagem, Kamis kemarin.

Acara bertajuk “Senandung Anak Bangsa” sebagai agenda peluncuran single lagu dan video klip karya ketiga komunitas tersebut digelar dengan harapan yaitu, supaya anak-anak Indonesia rasa cinta dan kepedulian terhadap kekayaan budaya bangsa.

Lirik lagu “Senandung Anak Bangsa” ditulis oleh Ririf Hidayat, Vira Choliq dan M. Iqbal Umar. Ide lagu ini lahir karena kegelisahan mereka melihat sepinya penciptaan lagu anak dengan bahasa yang sesuai dengan usianya dan menanamkan nilai-nilai positif.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

“Lirik yang disusun menggambarkan rasa cinta dan kepedulian terhadap kekayaan budaya bangsa. Lagu ini berupaya menanamkan semangat berkarya bagi anak sebagai cara untuk menjaga identitas budaya bangsa,” ujar Iqbal yang juga menggawangi rumah rekaman Prosie.

Di samping itu, untuk musik dan vokal diisi secara kolaboratif oleh kawan procie dan komunitas semesta beserta anak-anak rumah belajar kagem. Mereka adalah Bayu Benjamin, Nining Tan S, Rahmat Ramadhan S, Vira, Hidayat, Iqbal dan vokal anak-anak oleh anak didik kagem yang terbentuk dalam SAKA (suara anak kagem).

Sedangkan Komposisi dan Aransemen musik oleh Iqbal bergenre pop dengan sentuhan musik etnik Sunda. Musik etnik tersbeut seperti Angklung dan Suling oleh Tendi Nugraha, Rampak karinding oleh Ceng Romli, Miftah Farid dan Rahmat Pinanggih. Adanya permainan alat musik etnik rupanya memberikan warna musik yang terasa lebih nusantara, bhakan menambah kekuatan pesan yang terkandung dalam lagu untuk menggugah rasa cinta dan wawasan nusantara.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Terkait dengan kompisisi pemain dalam Senandung Anak Bangsa menurut salah satu anggota Komunitas Anak Semesta, Rahmad Ramahdan S, sudah pas dan tepat.

“Kerja sama tiga komponen tersebut rasanya ngebangun sendiri. Karena Anak Semesta berkaitan dengan videonya Procie, berkaitan dengan lagu-lagunya dan Kagem adalah dengan anak-anaknya. Ini adalah kinerja yang benar-benar mempunyai satu yang tujuannya sama,” ucapnya.

Acara peluncuran singel Senandung Anak Bangsa berlangsung intim. Acara ini pun menjadi ajang temu kangen lantaran penggarapan video klip memakan waktu lama. Karena, menurut Memet nama akrab Rahmad Ramadhan S, terhalang kesibukan beberapa personil.

“Tetapi lamanya waktu begitu mengikat kita pada perasaan rindu, sampai kita bertemu lagi hari ini bersama anak-anak yang terlihat tumbuh dan kawan kawan dalam keadaan rindu,” tandasnya. (Sel/CR)

Related Posts

1 of 2