Mancanegara

Bagaimana Hizbullah Mengalahkan Israel Dalam Perang Lebanon 2006

Bagaimana Hizbullah Mengalahkan Israel
Bagaimana Hizbullah Mengalahkan Israel. Pejuang Hezbollah mengarahkan senjatanya /Foto: boblahpres

NUSANTARANEWS.CO – Bagaimana Hizbullah mengalahkan Israel dalam Perang Lebanon 2006. Pejuang Hizbullah menggunakan terowongan muncul dengan cepat dari tanah, menembakkan rudal antitank dengan cepat dan tepat melalui sandaran bahu, dan kemudian menghilang lagi. Jenderal Israel mengeluh menghadapi perang gerilya tersebut dengan mengatakan, “Kami tidak tahu di mana semua terowongan berada sehingga mereka dapat melakukan serangan kejutan yang mematikan.

Selama 34 hari Perang Lebanon 2006, rudal anti-tank Hizbullah menjadi sebuah teror yang menakutkan bagi pasukan Israel. “Begitu menakutkan,” pengakuan David Ben-Nun (24), seorang prajurit di brigade Nahal yang diterjunkan dalam Perang Lebanon. Pasukan tidak dapat bertahan menghadapi gempuran rudal dari pejuang Hizbullah yang tersembunyi, tambahnya.

Dengan dukungan peralatan komunikasi dan persenjataan modern, jaringan terowongan yang penuh jebakan, serta pejuang yang terlatih, mengakibatkan moral pasukan Israel runtuh setelah menjadi bulan-bulan selama empat minggu di medan tempur. Apalagi tank-tank Israel termasuk Merkava hancur tak berdaya menghadapi rudal panggul pejuang Hizbullah.

Baca Juga:  Mesin Propaganda Arus Utama Barat Marah Karena Mitos 'Isolasi Putin' Runtuh

Persenjataan pejuang Hizbullah telah meningkat dengan tajam, demikian pula taktik pertempurannya. Pejuang Hizbullah berbeda dengan pejuang Hamas atau Palestina,” kata seorang prajurit Israel. “Pejuang Hizbullah terlatih dengan kualitas tinggi, dilengkapi dengan jaket anti-peluru, kacamata penglihatan malam, perangkat komunikasi yang baik dan amunisi. Kita semua terkejut,” tambahnya.

Selama enam tahun persiapan mengusir pendudukan Israel di Lebanon selatan, pejuang Hizbullah telah berhasil membangun pasukan infanteri terbaik di dunia dengan perlengkapan tempur modern, serta ketrampilan menggunakan senjata, mulai anti-tank, peledak plastik semtex, serta taktik perang gerilya modern.

Ketrampilan tinggi pejuang Hizbullah menggunakan rudal anti-tank berhulu ledak ganda berurutan yang dipandu laser dalam jarak dua kilometer secara efektif telah membantai sebagian besar pasukan Israel.

Rudal anti-tank buatan Rusia milik Hizbullah, yang dirancang untuk menembus kendaraan lapis baja, telah menghancurkan kendaraan tempur Israel, Humve serta tank paling modern Israel, Merkava, di garis depan, kata seorang komandan tank Israel.

Baca Juga:  Pengerahan Sistem Pertahanan THAAD di Israel Picu Eskalasi di Kawasan Regional

Pejuang Hizbullah juga menggunakan rudal anti-tank Sagger untuk menembak pasukan Israel yang berlindung di rumah-rumah – dengan ledakan pertama menembus dinding beton, dan yang kedua meledak di dalam. Dengan ketrampilan ini, boleh dikatakan dalam jarak tiga kilometer, pejuang Hizbullah mampu menembus dinding beton, seperti menembus pelindung baja tank.

Garda Revolusi Iran telah dengan sangat baik melatih pejuang Hizbullah untuk mengatur dirinya layaknya “Koppasus”, dengan unit khusus, intelijen, bahan peledak, perang anti-tank, peluncuran roket, dan teknik tempur lainnya.

Penasihat militer Iran juga mengajarkan Hizbullah tentang pengalaman Perang di Irak, bagaimana mengarahkan roket, improvisasi membuat peledak untuk menghancurkan kendaraan lapis baja Amerika, bahkan melatih menembakkan rudal C-802 yang merusak kapal perang Israel.

Perwira militer Iran juga telah melatih Hizbullah untuk mengarahkan dan menembakkan rudal jarak menengah Iran, seperti Fajr-3 dan Fajr-5, kata pejabat intelijen di Washington. Namun sejauh ini, Iran tampaknya belum memberi izin Hizbullah untuk menembakkan rudal Zelzal, kata militer Israel.

Baca Juga:  Spain’s National Police Arrest Two Alleged Daesh Supporters in Joint Operation with Morocco’s DGST

Militer Israel juga mengatakan bahwa Suriah telah memberi Hizbullah rudal anti-tank canggih buatan Rusia RPG-29 – yang mampu menembus baja tank Israel dalam jarak hampir lima kilometer.

Rusia tampaknya menutup mata terhadap keluhan Tel Aviv, kata seorang pejabat senior Israel.

Militer Israel runtuh moralnya setelah kalah dalam Perang Lebanon 2006. Setelah lebih dari satu dekade, akankah pasukan Israel kembali dibuat kocar-kacir oleh pejuang Hizbullah dalam perang Lebanon mendatang? (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,065