NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ketua Komando tugas bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meyakini setia bangsa di dunia menghendaki kehidupan yang aman dan damai, termasuk bangsa Indonesia.
“Saya yakin, setiap bangsa ingin dunianya berada dalam keadaan aman & damai. Demikian juga bangsa Indonesia. Itulah sebabnya Indonesia, sesuai amanah konstitusi (UUD 1945) aktif dalam upaya pemeliharaan perdamaian dunia (peacekeeping),” kata AHY dalam cuitannya di akun twitter pribadinya, @AgusYudhoyono, Senin (4/2/2019).
Untuk itulah, ia merasa terkejut dengan kabar berita terkait pembatalan perjanjian senjata nuklir jarak menengah (INF) antara Amerika Serikat dan Rusia.
“Kemarin kita dikejutkan oleh berita pembatalan perjanjian senjata nuklir jarak menengah (INF) antara Amerika Serikat & Rusia. Ini mengejutkan & buruk bagi dunia. Perlombaan senjata nuklir bisa terjadi lagi. Dunia yang sudah banyak konflik & peperangan, makin tidak aman,” lanjut cuit AHY.
Kemarin kita dikejutkan oleh berita pembatalan perjanjian senjata nuklir jarak menengah (INF) antara Amerika Serikat & Rusia. Ini mengejutkan & buruk bagi dunia. Perlombaan senjata nuklir bisa terjadi lagi. Dunia yang sudah banyak konflik & peperangan, makin tidak aman.
— Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (@AgusYudhoyono) February 4, 2019
Dulu, kata dia, tahun 1987, ketika Presiden Reagan (AS) dan Presiden Gorbachev (Uni Soviet) menandatangani perjanjian INF, dunia merasa lega. Dunia tak terhantui perang nuklir bisa terjadi setiap saat. Apalagi Perang Dingin pun berakhir.
Kini, kata AHY, dunia perlu bersatu, termasuk kepemimpinan PBB, untuk meminta Amerika Serikat (Trump) dan Rusia (Putin) tetap pertahankan komitmen dan aksi nyata untuk tidak kembangkan senjata nuklir. Kalau ada persoalan, lakukan negosiasi dan tidak langsung batalkan perjanjian INF.
“Semoga Trump & Putin bisa mencontoh para pedahulunya, Kennedy & Kruschev, yg sama-sama menahan diri ketika terjadi Krisis Misil Kuba pada awal 1960an, yg bisa berujung pada perang nuklir terbuka. Kedua negara besar ini tidak boleh “egois”, tetapi pikirkanlah bangsa-bangsa lain,” katanya.
Bisa dibayangkan, lanjutnya, jika dunia kembali berlomba-lomba kembangkan senjata nuklir, sementara kita berharap ada solusi yang baik untuk isu “nuklir Iran” dan “nuklir Korea Utara”. Bayangkan pula, kalau senjata nuklir ini jatuh ke tangan teroris.
“Bagaimana pula kalau para pemimpin AS, Rusia & negara lain yang punya nuklir salah perhitungan (miskalkulasi) & “grusa-grusu” dalam ambil keputusan, termasuk penggunaan senjata nuklir? Jadi apa dunia kita?,” tulisnya.
“Saya berpendapat, Indonesia harus berada di depan untuk suarakan dunia yang damai, bebas dari senjata nuklir. Sebagai anggota G20 & negara terbesar di ASEAN, kita punya hak & peluang untuk itu. Ini juga perintah konstitusi,” hemat AHY menutup cuitannya.
Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.