NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Amerika Serikat (AS) kembali memblok upaya untuk mengutuk serangan terbaru Israel di Gaza yang dipimpin oleh Cina di Dewan Keamanan PBB (DK PBB) pada pertemuan darurat hari Selasa.
Langkah Washington ini, tidaklah aneh karena memang telah menjadi kebijakan standar ganda dalam upaya melindungi Israel dari konsekuensi pelanggaran hak asasi manusia.
Seperti diketahui, selama beberapa dekade, AS secara konsisten memveto setiap mosi DK-PBB yang merugikan kepentingn Israel – seperti masalah pendudukan militer atas tanah Palestina, penerapan sistem apartheid serta masalah pelanggaran hak asasi manusia Israel di Palestina. Bukan itu saja, Israel adalah satu-satunya negara yang mendapat bantuan luar negeri AS terbesar pasca-Perang Dunia II dan menikmati dukungan diplomatik yang tegas.
Namun belakangan ini, pengaruh AS di kawasan Timur Tengah mulai merosot yang otomatis berdampak terhadap posisi Israel yang semakin ditinggalkan.
Kini diplomasi Cina mulai terlihat berotot menyaingi diplomasi AS yang semakin tidak terdengar di kawasan regional. Bahkan diplomasi Cina mulai menunjukan pengaruhnya dengan terjadinya proses pemulihan hubungan Arab Saudi dan Iran, dua negara yang saling bermusuhan dan berperang di banyak front.
Ya, Beijing berhasl membantu memfasilitasi pembicaraan damai antara Israel dan Palestina sebagai bagian dari upaya yang lebih besar untuk menengahi konflik bersejarah di Asia Barat.
Presiden Cina Xi Jinping bahkan dengan tegas menyatakan dukungannya untuk mengakhiri pendudukan Israel atas Palestina dan menyerukan agar Palestina diberi keanggotaan penuh di Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mendukung terwujudnya solusi dua negara dan pembentukan negara Palestina berdasar wilayah perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. (AS)
