NUSANTARANEWS.CO, Teheran – Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan bahwa aset-aset iran yang diblokir akibat sanksi AS di negara manpun telah dicairkan dan dapat digunakan dengan bebas, katanya kepada awak media dalam sebuah konferensi pers di Teheran, Senin (28/8).
Menlu Amir-Abdollahian mengungkapkan bahwa pencairan dana-dana tersebut terjadi setelah Iran dan AS mencapai kesepakatan untuk membuka blokir utang sejumlah $6 miliar yang dblokir di Korea Selatan dengan dalih sanksi AS.
Menurut Reuters, dana Iran tersebut telah ditransfer dari Korea Selatan ke bank sentral Swiss, yang berencana menukarkan kepemilikannya sebesar $6 miliar dalam bentuk won dengan dolar dan kemudian euro di pasar mata uang. Selama lima minggu ke depan, bank akan mengkonversi sekitar 300 miliar won ($223,85 juta) setiap hari.
Seperti diketahui, Iran dan AS telah melakukan pembicaraan tidak langsung di Oman dalam beberapa bulan terakhir terkait mengenai program nuklir Iran. Hasil pembicaraan itu salah satunya adalah pelepasan aset Iran sebesar $6 miliar dan pertukaran tahanan.
Sementara terkait hasil ekspor gas dan listrik Iran ke Irak, Amir-Abdollahian mengatakan bahwa pendapatan yang diperoleh dari penjualan tersebut akan disetorkan ke Bank Perdagangan Irak (TBI), yang kemudian Bank Sentral Iran akan menggunakan uang tersebut untuk membeli barang-barang. dibutuhkan tanpa batasan.
Amir-Abdollahian menambahkan, sejak menjabat dua tahun lalu, pemerintahan Presiden Ebrahim Raisi telah mencapai keberhasilan signifikan dalam memenangkan pelepasan aset yang disita akibat sanksi AS.
“Tahun lalu, kami menagih 390 juta pound utang Inggris, yang terkait dengan periode sebelum Kemenangan Revolusi Islam [Revolusi Iran 1979-Red],” kata diplomat terkemuka Iran.
Inggris diwajibkan mengembalikan pembayaran dimuka yang dilakukan oleh mantan penguasa Iran, Shah, untuk 1.750 tank Chieftain dan kendaraan militer lainnya yang tidak pernah dikirimkan Inggris setelah revolusi.
Inggris telah menunda pembayaran selama bertahun-tahun, dengan alasan adanya masalah sanksi AS terhadap Iran. Namun, Teheran bersikeras utangnya harus diselesaikan terlepas dari masalah antara Iran dan AS. (Agus Setiawan)