NUSANTARANEWS.CO – Sudah sejak lama kita mendapatkan sebuah konstruksi dalam pikiran kita dari media bahwa tubuh ramping dalam iklan telah menyimpangkan gagasan kecantikan budaya kita. Namun kebenaran dari bentuk tubuh yang menjadi pertanyaan karena ini seperti sudah menjamur dalam pikiran setiap orang tetapi hal ini menjadi teori yang rumit untuk diuji.
Namun penelitian baru-baru ini menemukan bahwa konstruksi tentang tubuh indah yang selama ini ditampilkan oleh media secara terus menerus mempengaruhi harga diri. Hal ini dapat dibuktikan hanya 15 menit.
Para periset di University of Neuchater Swiss yang melakukan perjalanan ke serangkaian pedesaan di Nikaragua di mana orang belum dewasa melihat gambar wanita kurus di media. Desa-desa ini tidak memiliki akses listrik, hanya ada beberapa panel surya untuk menghidupkan penerangan umum.
Jean-Luc Jucker, kepala penelitian dan timnya kemudian merekrut 80 relawan untuk proyek yang melibatkan pria dan wanita antara 16 hingga 78 tahun. Para peserta dalam penelitian tersebut menemukan bahwa melalui sebuah studi dengan kegiatan jajak pendapat melalui gambaran tentang tubuh ideal menurut mereka.
Gambaran tersebut hadir dengan nberbagai ukuran dan bentuk tubuh, ternyata konstruk tentang tubuh ideal yang berlaku pada orang dengan paparan media dan patug-patung toko, serta tabloid-tabloid fashion yang beredar memiliki kecenderungan tentang ideal yang ditunjukkan oleh tubuh yang kurus tinggi.
Dipublikasikan untuk pertama kalinya di New York Post, tim peneliti mengungkapkan kepada mereka tentang temuan mereka untuk memberikan gambaran berupa potensi isu yang dapat ditimbulkan oleh media kepada masyarakat. Mereka juga membandingkan temuan tersebut tentang potensi ini terhadap masyarakat pedalaman yang belum tersentuh jaringan listrik di daerah mereka.
Dalam beberapa kasus, memang konstruksi tentang tubuh ideal ini dapat meningkatkan resiko orang menginginkan tubuh kurus dengan berlebihan sehingga dapat meningkatkan risiko anoreksia.
Jucker menegaskan bahwa penelitian ini sama sekali tidak memiliki tujuan untuk menggugat media dan industri lainnya. “Kami tidak ingin menjelekkan televisi. Kami hanya mengatakan bahwa itu terkait dengan risiko ini.”
(Penulis: Riskiana)