NUSANTARANEWS.CO – Pengamat terorisme Harits Abu Ulya sempat mempertanyakan sikap kepolisian dalam peristiwa penembakan tujuh teroris di Jenu, Tuban, Jawa Timur pada Sabtu (8/4/2017) lalu. Awalnya, portal sosial media divisi Humas Polda Jatim mengkonfirmasi bahwa kasus tersebut adalah kelompok bandit yang menyerang polisi. Namun, setelah enam orang tewas tertembus timah panas aparat, dan satu lagi ditangkap hidup-hidup, polisi kemudian menggeser sebutan bandit dengan teroris.
Tapi, semua sudah terlanjur terjadi. Alhasil, sebagian besar publik sepakat untuk percaya dengan sebutan teroris terhadap ketujuh orang yang disergap di Tuban.
Terlepas benar dan tidaknya, peristiwa itu mengindikasikan belum adanya definisi tetap tentang teroris. Tak hanya di Indonesia, perdebatan definisi teroris sebetulnya juga terjadi di berbagai belahan dunia. Tapi, sejauh ini kata terorisme (teroris) dalam bahasa Inggris banyak menjadi acuan, bahkan digunakan hampir setiap hari oleh media seluruh dunia. Tapi tentu saja dengan menggunakan berbagai bahasa berbeda. Sebagai contoh bisa dilihat dalam berita media masa terkait insiden terorisme di Amerika.
Ketika terjadi peristiwa pembunuhan Presiden ke-25 Amerika Serikat McKinley pada 1901. Apa yang dikatakan koran pada hari berikutnya bahwa peristiwa itu adalah tindakan anarkis. Mungkin lebih kepada penggambaran sebuah serangan yang brutal.
Lalu bagaimana kita memahami terorisme bila kita tidak menggunakan bahasa Inggris, tapi memakai bahasa ibu kita, dengan kata lain bagaimana kita menterjemahkan terorisme dalam bahasa Indonesia, atau mencari padanannya, apakah masih memiliki arti yang sama? Demikian pula dengan bahasa Inggris, apakah ada ada istilah lain sebagai padanan kata terorisme?
Dengan mencari terjemahan terorisme dalam bahasa yang berbeda serta sinonimnya, mau tidak mau telah membawa kita kepada sebuah pertanyaan penting. Bagaimana menjelaskan, atau mendefinisikan, istilah teroris? Misal dalam Kamus Oxford versi online, bunyinya, “terorisme adalah penggunaan tidak resmi dan tidak sah dari kekerasan dan intimidasi dalam mengejar tujuan politik.”
Penjelasan dalam kamus besar pada dasarnya adalah deskripsi kata-kata yang berasal dari sebuah interpretasi. Kita mungkin tidak setuju dengan interpretasi mereka yang memberikan makna kata terorisme tersebut. Mari sekali lagi, kita baca. Terorisme adalah penggunaan tidak resmi atau tidak sah kekerasan dan intimidasi dalam mengejar tujuan politik. Apakah kita setuju pada definisi ini? Tidak ada konsensus bahwa definisi ini adalah definisi terorisme.
Demikian pula di kalangan para akademisi tidak ada konsensus, termasuk para pembuat kebijakan, politisi, dan pakar. Bahkan justru lebih banyak perselisihannya ketimbang mendefinisikan istilah terorisme. Di kalangan para ulama pun demikian. Jadi kata teroris dalam bahasa Inggris yang kini menjadi rujukan, pada dasarnya memiliki makna yang berbeda dalam kurun waktu yang berbeda. Sehingga sampai hari ini belum ada definisi terorisme yang bisa berlaku secara umum.
Penulis: Eriec Dieda