NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Wakil ketua DPRD Jatim Achmad Iskandar angkat bicara terhadap angka kemiskinan ekstrem di Jatim tinggi. Politisi asal Partai Demokrat tersebut secara terang-terangan mengatakan penyebab tingginya angka kemiskinan ekstrem di Jatim adalah pandemi Covid-19.
“Sudah tak bisa dipungkiri lagi kalau penyebabnya adalah pandemi Covid-19. Semua pasti tahu dampaknya telah merusak perekonomian di Jatim,” jelas pria asal Sumenep ini saat dikonfirmasi, Kamis (2/9).
Mantan birokrat ini mengatakan tingginya angka kemiskinan ekstrem tersebut seharusnya bisa memacu Pemprov untuk terus melakukan perbaikan dalam mengentas kemiskinan di Jatim.
“Saya berharap tetap focus bagaimana caranya untuk mengentas kemiskinan. Jangan lalai dan terbuai dengan berbagai penghargaan sehingga lupa terkait program-program untuk pengentasan kemiskinan,” jelasnya.
Diungkapkan oleh Achmad Iskandar, pihaknya optimis jika tak ada pandemi covid-19, tentunya angka kemiskinan ekstrem di Jatim tak tinggi. “Sudah banyak terobosan yang dilakukan Pemprov untuk mengangkat kemiskinan. Berhubung ada pandemi akhirnya tinggi,” jelasnya.
Untuk pengentasan kemiskinan, kata Achmad Iskandar, ada beberapa cara yang harus dilakukan Pemprov, antara lain serapan anggaran APBD Jatim harus lancar.
“Kadang stimulan penyaluran APBD juga lamban misalnya terbentur aturan dan lainnya. Ini harus diperbaiki oleh Pemprov Jatim ke depannya dengan mempermudah aturan-aturan tersebut,” jelasnya.
Sekedar diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk miskin ekstrim di Indonesia. Pada 2021, persentase penduduk miskin ekstrim mencapai 4,8% dari total penduduk miskin nasional di level 10,14%.
Dari data BPS, penduduk miskin ekstrim terbanyak ada di pulau Jawa yakni di tiga Provinsi antara lain Jabar, Jateng dan Jatim. Jumlahnya bahkan mencapai 1,7 juta orang. (setya)