NUSANTARANEWS.CO, Nunukan – Pemuda adalah generasi pewaris negeri. Akan bagaimana bentuk Indonesia kedepan, dapat dilihat dari kualitas generasi mudanya saat ini.
Tak terkecuali di Kalimantan Utara khususnya di Nunukan. Peran pemuda dan pemudi sangat dinanti eksistensinya seiring dengan semakin terbukannya pintu-pintu pembangunan.
Demikian diungkapkan Ketua DPD KNPI Provinsi Kalimantan Utara, Andi Muliyono kepada awak media, Senin (21/11). Menurutnya, keberadaan beberapa pusat industri seperti Kawasan Industri Pelabuhan Internasional (KIPI) dan rencana pembuatan Pabrik Sawit terbesar di Kaltara adalah tantangan tersendiri dalam mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) nya.
“Dengan adanya kawasan industri pelabuhan internasional dan ada juga rencana pembuatan pabrik sawit yang terbesar di Kaltara khususnya di Sebatik ini menjadi tanggung jawab bersama untuk menyiapkan SDMnya,” tutur Andi.
Masyarakat Kaltara khususnya Nunukan tidak boleh berpangku tangan menjadi penonton di negeri sendiri. Andi menegaskan bahwa masyarakat harus menjadi tuan di negeri sendiri.
“Tuan itu tidak selamanya harus duduk manis tetapi harus membuktikan juga bahwa dia mampu memberikan kemampuan baik kemampuan fisik psikis dan kemampuan-kemampuan yang lainnya,” tegasnya.
Terlebih Pemuda dan Pemudi, menurut Andi, Generasi Muda itu tidak boleh hanya menempel dengan orang-orang tertentu tetapi kemandirian setiap pemuda itu wajib hukumnya sehingga kedepan pemuda bisa bisa disejajarkan dengan pemuda-pemuda yang ada yang lain di luar negeri.
Untuk itu Andi menilai, peningkatan vokasi pendidikan menjadi sangat penting menyongsong keberadaan pusat – pusat industri tersebut. Sehingga Andi menyerukan kepada seluruh Pemuda dan Pemudi terutama di Nunukan yang sisiap kerja agar dapat mengikutu pendidikan vokasi.
“Nanti jika selesai mengikuti pendidikan vokasi, mereka sudah siap untuk bekerja di tempat tersebut,” tandasnya.
Beberapa hal yang juga tak kalah penting, ungkap Andi, saat ini kita tengah menghadapi perdagangan internasional. Adanya kawasan industri pelabuhan internasional membuat kita suka atau tidak akan berhadapan dengan orang-orang asing.
“Dan itu harus dihadapi dengan bahasa sesuai dengan bahasa yang dimiliki orang asing tersebut. Pertanyaannya, apakah kita di Kaltara untuk itu?” jelasnya.
Selain itu, kepada seluruh generasi muda di Kaltara khususnya di Nunukan, Andi Muliyono menyerukan bahwa sebagai pemuda yang berada di pintu gerbang Indonesia, tentunya punya beban besar untuk menjaga citra negara dalam menghadapi segala bentuk persoalan terutama keamanan nasional yang menjadi tanggungjawab pemuda dan pemudi.
“Banyak hal yang perlu ditingkatkan, terutama mengenai etika sopan santun yang mulai luntur dari jati diri pemuda sekarang ini. Maka dari kepemimpinan kami anda tidak perlu cerdas, pintar dan berotot tetapi sopan santun dan etika tetap dikedepankan,” pungkasnya. (ES)