NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Analis politik dan kebangsaan Hadi Rakhmad menilai Menteri BUMN Rini Soemarno adalah sosok yang tidak pernah tergeser posisinya meski kinerja positif tidak tampak. Malah, katanya, hingga semester I-2017 Rini sukses membuat sedikitnya 24 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merugi.
Meski BUM merugi, posisi Rini sebagai seorang menteri aman di tangan Presiden Joko Widodo. Bahkan, katanya, Joko Widodo tampaknya terlalu sungkan untuk mengganti Rini dengan sosok lain yang lebih baik.
“Maklum, Rini adalah orang yang banyak memberi masukan kepada Joko Widodo, sebelum orang Solo ini menjadi Presiden. Presiden akan tetap mempertahankan Rini di posisinya kendati janda Didi Suwandi ini tak punya kinerja cemerlang. Hingga semester I-2017, ada 24 BUMN yang merugi. Nilanya mencapai Rp 5,852 triliun. Angka kerugian itu naik dari kerugian di semester I-2016 yang nilainya Rp 5,826 triliun,” kata Hadi seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (18/9/2017).
Hadi menilai, sudah bikin BUMN merugi banyak Rini juga tak punya konsep matang soal pengembangan BUMN. Gagasan holding BUMN mengawang tak karuan.
“Paling banter, gagasan Holding hanya dibikin untuk menjadikan BUMN banyak berutang lantas diobral kemudian,” cetusnya.
Lebih lanjut lagi, dulu Rini membela habis RJ Lino, sewaktu Lino masih Direktur Utama PT Pelindo II. Padahal, Lino terindikasi korupsi.
“Pansus DPR menyatakan itu. KPK pun menetapkan Lino sebagai tersangka korupsi. Rini yang terus membela tersangka korupsi ini akhirnya dinyatakan terlarang berhubungan dengan DPR,” paparnya.
Namun, pencekalan DPR tak memberikan dampak apapun. Bagi Menteri Rini, DPR tampaknya tak ada artinya. Bahkan, penolakan DPR terhadap Rini sudah berusia 1.5 tahun.
“Tapi Rini bergeming. Presiden terlalu sungkan untuk memecatnya. Di seluruh dunia, tak ada menteri yang bisa bertaham 1.5 tahun ditolak DPR. Rini adalah pengecualian. Presiden lebih memilih untuk mengacaukan fungsi anggaran, legislasi, dan pengawasan DPR terhadap Menteri BUMN ketimbang memecat perempuan yang sempat memegang paspor Amerika Serikat ini,” sebutnya.
Hadi mencium gelagat tak baik soal tetap dipertahankannya posisisi menteri Rini di BUMN.
“Saktinya Rini memang aneh. Sebagian orang pun menduga, Rini juga menjalankan fungsi money collector dari BUMN. Ia mengumpulkan dana untuk kepentingan politik mendukung rezim pada 2019. Makanya, siapa bisa menyentil Rini?,” ucapnya.
Bagi Hadi, Rini memang bukan sosok menteri sembarangan. Ia mendapat tempat istimewa di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. (ed)
(Editor: Eriec Dieda)