Puisi Muhammad Amir Hamzah
Adil
Geram melihat penjual keadilan
Gerah kejujuran tiada berharga
Kursi pengadian tiada arti
Keadilan hanya sebuah kata
Tiada guna sekolah tinggi
Jika kejujuran merendah
Tiada guna bergelar doktor
Jika masih berlaku kotor
Jujur bukan hanya kata
Tanpa jujur keadilan tiada nyawa
Surabaya, 23 januari 2019
Hanya Pembodohan
Berdiri dengan jas rapi
Mengkoarkan keadilan yang semu
Kenyang akan harta rakyat
Rakyat menangis karena melarat
Penguasa genggamkan tangan ke atas
Menjeritkan “ saya berjuang demi rakyat”
Entah itu rakyat yang mana
Kami rakyat bodoh tak tahu
Ingin kami memberontak
Namun kami takut bedil
Ingin kami melawan
Namun kami takut nyawa hilang
Surabaya, 25 januari 2019
Bualan Saja
Jalan hancur tak berbentuk jalan
Infrastruktur murah tak layak gunakan
Mulut tersenyum terucap manis
Hati menghindar tertawa bengis
Pilih saya !
Saya akan bangun jembatan, jalan raya, dan gedung untuk rakyat
Itukah bualanmu, Wahai tikus berdasi
Kemarilah, kau tengok yang kau bualkan
Adakah bualanmu terbangun nyata
Tidak bukan, ah kau bercanda saja
Rakyatmu bukan ladang emas
Kau bekerja bukan untuk rakyat
Namun untuk isi perutmu
Probolinggo, 24 Desember 2018
Muhammad Amir Hamzah, Lahir di Probolinggo, 8 oktober 1999. Mahasiswa dari Universitas Negeri Surabaya. Karyanya sering diikutkan lomba cipta puisi tingkat nasional maupun internasional. Salah satunya 100 Puisi terbaik tingkat ASEAN “Lara Rindu” (2018). Bergiat di organisasi FLP Probolinggo dan Komunitas Pecinta Pancasila Unesa. Seorang penulis yang berjiwa nasionalis. Kini mukim di Proboliggo.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].