NUSANTARANEWS.CO – Keteladanaan yang baik menjadi sesuatu yang sangat langka bagi bangsa ini. Hal inilah yang dinilai Ayep Zaki (Aa Zaki) menjadi salah satu penyebab bangsa Indonesia seakan kehilangan jati dirinya.
Keluarga yang merupakan cikal-bakal segala kebaikan bagi bangsa ini, kini mulai tergerus oleh perkembangan jaman yanglebih mengedepankan nilai-nilai yang tampak beda (material), sehingga tidak jarang prestasi anak bangsa diukur dengan ukuran-ukuran keduniawian semata. Keluarga juga akan melahirkan hal-hal yang kurang baik bagi anak bangsa ini apabila semata hanya mengukur segala sesuatu berdasarkan nilai ada dan tiadanya materi dunia.
Menilik lebih jauh tentang persoalan pembangunan nasional dan karakter bangsa ini yang sesungguhnya dapat ditelusuri dari bagaimana masyarakat kita memahami dan menghargai suatu keluarga. Sehingga tidak salah apabila keluarga merupakan pusat dari persoalan (sumber dan sekaligus akibat) dan sekaligus merupakan sumber dari segala penyelesaian bangsa ini.
Baca juga: Memahami Akar Tumbuh Kesejahteraan, Keadilan dan Kemakmuran Indonesia
Ide pembangunan karakter dan bangsa (nation and character building) dapat dimulai dari lingkungan terkecil dalam masyarakat yaitu keluarga. Ini poin penting untuk selalu kita ingat bersama.
Presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno pernah mengemukakan bahwa kemerdekaan adalah jembatan emas menuju cita-cita demokrasi. Sedangkan pembentukan nation and character building dilakukan di dalam prosesnya. Kalau pada saat itu Ir. Soekarno menyatakan bahwa revolusi belum selesai, maka dalam konteks nation and character building pernyataan demikian dapat dipahami. Dalam hal ini adalah yang dikehendaki sebagai bangsa merdeka belum mencapai standar yang dibutuhkan. Maka sangat perlu selalu mengingatkan pemerintah dan mendukung terus hingga tercapainya cita-cita luhur pendiri bangsa ini. Secara utuh yaitu tercapainya Indonesia sejahtera, adil dan makmur yang sama-sama kita perjuangkan tanpa mengenal lelah.
Selain memandang penting tentang pembangunan yang mendasar, kebutuhan paling mendasar bangsa ini ialah sektor pendidikan yang harus dikenyam seluruh rakyat Indonesia, terutama generasi muda. Menurut Aa Zaki, pendidikan adalah amant undang-undang dasar dan konstitusi, sehingga dirinya baik secara pribadi maupun melalui FKDB dan YPPDB berkomitmen bersama pemerintah untuk turut serta mensukseskan program-program pembangunan nasional.
Baca juga: Menuju Indonesia Sejahtera Adil dan Makmur
Menuju Indonesia sejahtera, adil dan makmur yang merupakan pekerjaan yang tidak pernah bosan untuk dilakukan dan dijalani. Kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran merupakan muara dari seluruh disiplin ilmu yang dipelajari oleh umat manusia. Karena ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang mampu membuat umat manusia yang ada di dunia ini menjadi sejahtera, adil, dan makmur.
Mengingatkan pemerintah akan arti penting mewujudkan kesejahteraan itu, sekaligus berperan aktif membangun kepentingan bangsa dan negara telah menjadi komitmen besar seorang Aa Zaki. Menurutnya, pekerjaan-pekerjan semacam itu merupakan sebuah pengabdian diri tanpa henti.
Hal tersebut tentunya seiring dan sesuai dengan amanah dari isi Pembukaan UUD 1945 dalam alinea ke 4 (empat) yaitu :”….yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial…”.
Baca juga: Produktivitas Rakyat Meningkat, Indonesia Sejahtera Adil dan Makmur
Sehingga, sudah menjadi kewajiban negara melalui pemerintah memiliki kesesuaian untuk menginventarisasi dan melakukan koordinasi secara terpadu dan terintegrasi berbagai kebijakan sosial, program dan proyek penanganan masalah sosial yang datanya sudah ada di kementerian-kementerian, dan kementerian sosial semata.
Hal ini penting agar kegiatan peningkatan kesejahteraan sosial lebih fokus serta terciptanya tanggung jawab yang jelas akan setiap kebijakan, program dan proyek yang ditanganinya. Hal mendasar dalam masalah-masalah sosial adalah pemenuhan kebutuhan hidup yang kini seakan menjadi momok. Oleh sebab itu, sangatlah relevan bila Aa Zaki mengingatkan pemerintah baik secara pribadi maupun bersama masyarakat yang tergabung dalam Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) soal perlunya peningkatan produktivitas masyarakat dalam bidang pertanian, peternakan dan perikanan.
Proses monitoring dan evaluasi atas setiap kegiatan yang dilakukan adalah sebuah keniscayaan. Maka, wadah yang fokus dan kredibel untuk menyelesaikan dan melaksanakan peran itu perlu segera dibentuk guna memformulasi suatu kebijakan penanganan masalah sosial dan kesejahteraan sosial yang lebih otonom dan partisipatif pada setiap tingkatan atau stakeholders agar penanganan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lebih mudah tercapai. Hal penting lainya adalah keteladanan dan peran aktif masyarakat yang sudah menjadi binaan Aa Zaki melalui FKDB dan lainya harus terus diberdayakan, dimudahkan dan difasilitasi (bukan untuk didanai) melainkan untuk dijamin support kebijakan oleh pemerintah.
Konsekuensinya tentu rakyat perlu peningkatan dan penambahan jumlah sumber daya manusia yang profesional (secara ilmu, metode/keterampilan, dan sikap/moral) dalam bidang pemberdayaan masyarakat dalam pencapaian peningkatan produktivitas masyarakat guna kesejahteraan sosial. Sehingga, melalui sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan pun Aa Zaki concern dan terus berbuat.
Bukti paling nyata ialah dengan telah dijalankannya proses pendidikan tersebut dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas SLTA), bahkan pendidikan keterampilan melalui Lembaga Pendidikan Keterampilan Doa Bangsa (LKP Doa Bangsa).
Penulis: A. Pramono
Editor: Gendon Wibisono