Puisi Norrahman Alif
Pancarona Bulu Cinta
cinta adalah burung murai
jika sembarang berderai di
jeluk sangkar-sangkar hati
cinta akan berparuh samurai
mematuk jiwa luka sendiri
cinta juga langit bertudung keindahan
bahasa gugur kata-kata gula ke hati
memaniskan bumi memanjakan bunga –
bunga tersenyum menyambut cinta terbit
tetapi cinta tidak juga langit tidak juga
murai cinta bisa jadi apa saja tawa atau
air mata sebab cinta patuh pada
pemiliknya seolah babu hanya
tunduk pada lidah majikannya
lalu jangan salahkan cinta
jika pada suatu pertemuan
berkehendak sewana-wena
salahkan pemiliknya sebab
cinta bergantung pada
kehendak birahi dan rasa
Yogyakarta, 2017
Taman Surga Pujangga
nella, jika dunia membuatmu ranggas
tinggallah di taman surga pujangga
di sana kemarau langka tak seperti
dunia sejak silam terkabar matahari duka
dan betahlah di sana nantinya hatimu
akan menciumi bunga-bunga kesturi
sewangi narwastu bersemi kata dalam puisi
nella, dan jika di jauh hari matamu bertanya
mengapa dan mengapa puisi harum sekali ?
itu salahmu sendiri mengapa mengasingkan
diri dari jagat raya kata pujangga
barangkali di kedai anganmu tiap hari
pujanggaadalah peminum darah sejati
namun tidak, tidak nella dengan kata
kata memiliki kebun surga cinta sendiri
dengan susu kebahagiaan mengalir kini
di jantungmu maka lupakanlah dunia sebab
ia fana taklagi lama akan melemburkan diri
namun tidak dengan taman surga pujangga
sebab kekekalan cinta adalah kata-katanya
sendiri dan sebelum jiwamu benar-benar
karam dalam keindahan tuhan hatimu telah
lebih dulu menikmatinya sebab keindahan
tiada beda dengan jubah tuhan
Yogyakarta, 2017
Norrahman Alif. Lahir di Sumenep Madura Jawa Timur, 01 Mei 1995. Menulis esai, puisi dan bergit di Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]