Terbaru

Peran Santri Dalam Revolusi Industri 4.0 di Indonesia

Peran Santri Dalam Revolusi Industri 4.0 di Indonesia. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Humas Kemenperin)
Peran Santri Dalam Revolusi Industri 4.0 di Indonesia. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Humas Kemenperin)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai, Pondok pesantren memiliki potensi dalam mendukung implementasi revolusi industri keempat di Tanah Air. Hal ini berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, di mana salah satu langkah prioritas nasional yang perlu dijalankan adalah memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

“Selama ini ponpes turut berperan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengingat sudah banyak yang mendirikan koperasi, mengembangkan berbagai unit usaha baik skala kecil maupun menengah, bahkan ada yang memiliki inkubator bisnis,” kata Airlangga saat dampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerja di Ponpes Bayt Al-Hikmah, Pasuruan, Sabtu (12/5/2018).

Baca Juga:

Baca Juga:  LANAL Nunukan Berhasil Lepaskan Jaring Yang Melilit KM Kandhega Nusantara 6

Airlangga mengaku, pihaknya gencar melaksanakan kegiatan penumbuhan wirausaha industri baru dan pengembangan unit industri di lingkungan pesantren, yang dinamakan program Santripreneur. “Hampir 70 persen, pelaku usaha Indonesia berada di sektor UMKM. Ini merupakan modal yang cukup kuat dalam menghadapi revolusi industri 4.0,” ungkapnya.

Ponpes, kata Airlangga, berpotensi besar menciptakan wirausaha baru dan menumbuhkan sektor industri kecil dan menengah (IKM). “Ini tentu anugerah dari Allah SWT yang harus kita syukuri bersama. Potensi kita sangatlah besar dengan ditopang oleh banyaknya kampus dan pesantren di Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain di dunia,” imbuhnya.

Berdasarkan data Kementerian Agama, selama tahun 2014-2015, di Indonesia terdapat 28.961 ponpes yang tersebar di seluruh provinsi dengan jumlah santri lebih dari 4 juta orang. Dari total ponpes tersebut, sebayak 23.331 ponpes atau 80 persen di antaranya berada di 4 provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Banten.

Baca Juga:  Survei Pilgub Jatim: 84,5% Pemilih Gerindra Mantap Pilih Khofifah-Emil

Dengan perkembangan era digital saat ini, Menperin optimistis, para santri mampu menjadi agen perubahan yang strategis dalam membangun bangsa dan perekonomian Indonesia di masa mendatang.

“Untuk itu, santri kita harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, baik agama maupun wirausaha. Mereka yang mayoritas generasi milenial, juga perlu menguasai teknologi terkini,” tuturnya.

Apalagi, sampai 10 tahun ke depan, Indonesia akan menikmati bonus demografi atau momentum ketika penduduk didominasi oleh usia produktif (usia 15-64 tahun mencapai 70 persen). “Saat ini, ekonomi Indonesia di peringkat ke-16 dunia. Kami yakin, sesuai aspirasi di dalam Making Indonesia 4.0, Indonesia bisa menjadi negara yang berada dalam 10 besar ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030,” lanjutnya.

Oleh karena itu, Kemenperin berkomitmen mendukung pengembangan IKM nasional di era ekonomi digital, dengan membangun platform e-commerce yang dinamakan e-Smart IKM.

“Kami telah kerja sama dengan sejumlah marketplace dalam negeri untuk memberikan workshop e-Smart IKM ke beberapa daerah di Indonesia. Adik-adik para santri juga harus memanfaatkan peluang ini,” ujar Airlangga.

Baca Juga:  Sering Kebanjiran, Pedagang Pasar Pabean Curhat Ke Cagub Khofifah

Hingga saat ini, sebanyak 1.730 pelaku IKM telah mengikuti workshop e-Smart IKM.Sampai tahun 2019, Kemenperin menargetkan dapat mengajak hingga 10 ribu pelaku IKM seluruh Indonesia untuk mengikuti lokakaryatersebut.

“Kami juga akan membangun sentra-sentra teknologi dalam rangka meningkatkan akses IKM terhadap akuisisi teknologi dan memberikan dukungan mentoring untuk mendorong inovasi,” paparnya.

Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,163