Puisi Norrahman Alif
Sajak Sumbang
Untuk Negri Kasak-kusuk
Anak-anak matahari berjalan di atas gelombang
Membuntutinya walau sumbang
Matanya tak pernah menoleh kebelang
Bahwa sejarah minta di baca ulang
Hatiku menjadi duka, dada bangsa telah berlubang
menerima segala keasingan yang datang
Sesungguhnya gelombang ini yang datang dari tanah seberang
hanya sampah-sampah yang mencipta sejarah edan hanya berisi
kutang-kutang berkibar di tiang kita
Menjadi kotor negriku, purnama kedamaian tenggelam
Dan mimpi-mimpi anak matahari, hanyalah rencana-rencana tersusun
Dan membukit menjadi harapan yang tertunda
Dan janji-janji raja dari masa ke masa di nergri ini
hanyalah suara-suara belaka bukti tak terbaca
Kutub, 2016
Di Beranda
Dari timur bulan merangkak
melintasi kepala dalam waktu
tak dirasa demikian malam mendingin
dan daun basah tiba aku dan kau getar resah
Sejak dini percakapan melintasi jalan duka dan ria
Dan kini kantuk membenamkan sejarah ke subuh
temani kata dan asap terbang menenun
kisah di langit kenangan dan suntuk dilain cerita
2016
Sepasang Patung
Senyum malu-malu menjadi raut wajahmu
setiap kali aku lirik kekanan
matamu selalau jatuh kekiri
tak terbilang angkat pertemuan
tapi mataku selalu gagal menangkap matamu
hanya mampu membayangkanmu sebagai mawar kirana
namun, aku bisa membayangkanmu hanya
semata rindu
atau duka diamku selalu seperti bibirmu
ketika kita berdua manjadi patung setia
hanya senyap kata-kata dalam percakapan kita
kapan kau bergumam cinta di telinga
2016
Norrahman Alif. Lahir di Sumenep Madura Jawa Timur, 01 Mei 1995. Menulis esai, puisi dan bergit di Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta. Email: [email protected].
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]