NUSANTARANEWS.CO, Ponorogo – Bachtiar Ridho (13 th) penderita virus Torch mendadak viral di kota asalnya Ponorogo. Setelah tetangga yang prihatin dengan keadaannya, mengunggah kondisinya di media sosial.
Kondisi Ridho ini berhasil mengetuk hati Wakapolsek Somoroto AKP Edi Suyono dan AIPDA Bambang Irawan untuk menjenguk Ridho di kediamannya di Dukuh Krajan, RT 004, RW 001, Desa Tegalombo, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo pada Jumat (2/2/2018),
Informasi dari Munawar, orang tua Ridho, mengatakan putranya mengidap penyakit kejang-kejang secara berulang. Diketahui anaknya terinveksi virus Torch. “Berdasarkan hasil lab dari Pramika tahun 2012 dan pernah mencoba berobat di Klinik Spesialis Torch di Surabaya,” kata Munawar.
Dari hasil berobat kesana memang terlihat hasil yang nyata, kejang-kejangnya mulai berkurang. “Namun karena terhalang jarak yang jauh dan harga yang cukup mahal, pengobatan hanya dilakukan satu kali itu saja,” ungkapnya.
Sebagai informasi, Torch merupakan singkatan dari (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes simplex virus yang terdiri dari HSV1 dan HSV 2 serta kemungkinan oleh virus lain (Other virus) yang dampak klinisnya lebih terbatas (misalnya Measles, Varicella, Echovirus, Mumps, virus Vaccinia, virus Polio dan virus Coxsackie-B).
Dicuekin Pemprov Jatim, Balita Penderita Hydropsephalus dan Gizi Buruk Disantuni Prajurit TNI
Penyebab utama dari virus dan parasit Torch adalah hewan yang ada di sekitar seperti ayam, kucing, burung, tikus, merpati, kambing, sapi, anjing, babi dan lainnya. Virus ini juga dapat disebabkan oleh perantara (tidak langsung) seperti memakan sayuran, daging setengah matang dan lainnya.
Orang tua Ridho juga mengaku putranya sudah ke spesialis syaraf di Ponorogo, tapi belum cukup membuahkan hasil. “Selama beberapa tahun berobat ke spesialis syaraf, dikarenakan biaya obat yang harganya mahal dan hanya mampu dibeli sebagian saja. Hingga akhirnya pengobatan dokter sekarang berhenti total dan hanya sesekali mendatangi pengobatan tradisional jika ada yang merekomendasikan,” jelasnya.
Tiga tahun berhenti melakukan pengobatan, saat ini kondisi Ridho semakin parah. “Bahkan setiap hari mengalami kejang sampai 6-7 kali dalam sehari,” paparnya. Sementara sang ayah yakni Munawar hanya bekerja jualan pentol/cilok keliling yang hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga.
“Untuk pengobatan sementara untuk waktu dekat yaitu enam bulan kedepan kurang lebih totalnya sebesar Rp 13.000.000,00,” bebernya.
Pewarta: Muh Nurcholis
Editor: Romandhon