NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Meteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto menilai bahwa daya saing manufaktur dan potensi ekonomi digital yang ada di Indonesia harus diimbangi dengan inovasi teknologi.
Hal ini, kata dia perlu dibutuhkan pusat-pusat inovasi industri untuk menunjang peningkatan SDM, kemajuan teknologi dan penumbuhan wirausaha baru. “Kami komitmen untuk memajukan pusat inovasi industri seperti yang ada di Bali, Batam, Bandung dan Surabaya,” tuturnya dalam siaran pers, yang diterima redaksi, Sabtu (23/9/2017).
Airlangga menyebutkan bahwa salah satu bentuk nyata adalah pembangunan Nongsa Digital Park (NDP) di Batam. Kawasan ini akan menjadi basis sejumlah pelaku industri kreatif di bidang digital seperti pengembangan startup, web, aplikasi, program-program digital, film dan animasi.
- Bank Dunia: Industri Manufaktur Indonesia Berpeluang Kembali Berjaya
- 4 Syarat Industri Manufaktur Indonesia Kembali Ke Level 11 Persen
Sedangkan, yang berbasis platform e-commerce, pemerintah kata Menperin mulai memfasilitasi dalam proses logistik, kemudahan impor tujuan ekspor, dan pembiayaan.
“Kami tengah melakukan harmonisasi regulasi, termasuk perpajakan, cukai, payment gateway, sehingga bisa membuat produk lokal bisa beredar di pasar ASEAN,” lanjutnya.
Sejalan hal itu, Kemenperin telah memacu perluasan pasar bagi industri kecil dan menengah (IKM) melalui pembangunan sistem e-Smart IKM.
“Kami memformulasikan digital environment untuk meningkatkan pertumbuhan IKM di dalam negeri. Kami juga mengidentifikasi beberapa IKM yang sudah memanfaatkan market place, seperti sektor makanan dan minuman, perhiasan, kosmetik, fesyen serta kerajinan,” terangnya.
Pewarta/Editor: Romandhon