Politik

Resolusi Konflik Aceh Diajukan Jadi Contoh Konflik di Rakhine

NusantaraNews.co, Jakarta – Ketua Umum JIMI (Jaringan Intelektual Muda Islam), Don Zakiyamani menyatakan, konflik politik yang berujung saling klaim kebenaran serta korban jiwa di Rakhine harus segera berakhir.

“JIMI menghimbau pihak yang bertikai dapat duduk bersama dengan melibatkan pihak ke-3, apakah PBB maupun ASEAN,” cetus Zaki kepada Redaksi NusataraNews.co, Selasa, 5 September 2017.

Menurut dia, pemerintah Myanmar dan kelompok bersenjata di Rakhine dapat mencontoh perdamaian di Aceh. “GAM-Pemerintah Indonesia berdamai setelah konflik bersenjata berlangsung puluhan tahun. 15 Agustus 2005 pemerintah Aceh dan GAM sepakat berdamai dengan melibatkan pihak lain,” tutur Zaki.

Pemerintah Myanmar dan kelompok bersenjata, lanjutnya, harus memikirkan korban arogansi mereka adalah anak-anak dan perempuan.

“JIMI menilai konflik di Rakhine sangat mirip dengan konflik di Aceh. Bila di Rakhine terjadi genosida maka di Aceh juga pernah terjadi,” ujar Zaki.

Dia menambahkan bahwa, konflik di Rakhine juga bukan konflik agama maupun etnis, sebagaimana propaganda yang disebarkan. “Konflik di Aceh juga pernah diarahkan menjadi konflik etnis, politik identitas. Namun faktanya berbagai suku dan agama hidup berdampingan di Aceh,” katanya.

Baca Juga:  Cagub Luluk Siapkan Pengembangan Pendidikan Pesantren Berkualitas di Jatim

“JIMI menghimbau semua pihak jangan mudah terbakar dengan foto dan info yang tak benar. Konflik di Rakhine jelas konflik politik dan kekuasaan yang didasari kepentingan ekonomi. Melibatkan pihak pihak ke-3 merupakan solusi sebagaimana Aceh-Jakarta berdamai,” seru Zaki mengakhiri.

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 7