Lintas NusaPolitik

Pendapat Kyai Masih Berpengaruh di Pilgub Jatim 2018

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Pendapat Kyai Masih Berpengaruh di Pilgub Jatim 2018. Hasil survei Surabaya Survey Center (SSC) periode Juni 2017 mengungkap kecenderungan independensi dari pemilih saat memilih Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) dalam Pilgub Jatim 2018 nanti. Meski begitu, survei ini juga menemukan sebuah fakta bahwa kyai atau tokoh agama sangat berpengaruh terhadap pilihan publik.

Dalam menentukan pilihan terhadap Cagub/Cawagub, sebagian besar publik berkeyakinan bahwa mereka cukup mandiri dalam menentukan pilihan 30,3%. Artinya mereka menentukan pilihan karena atas dasar pertimbangan dan keyakinan sendiri.

Sementara yang menyatakan sangat dipengaruhi oleh pilihan kyai atau tokoh agama yang mereka percayai sebesar 20,9%.

Berikutnya yang dipengaruhi tokoh politik 16,6%, tokoh terpelajar (guru, dosen) sebesar 9,1%, tokoh lokal (tokoh adat, tokoh masyarakat) sebesar 8,30%. Adapun yang menyatakan dipengaruhi tokoh pemerintahan lokal seperti Kades, Kadus, RT/RW sebesar 6,9%.

Sementara tokoh bisnis sebesar 3,8% dan tokoh pemuda 2,5%. Sisanya tidak tahu dan tidak menjawab sebanyak 1,8%.

Baca Juga:  Ziarah Sunan Ampel dan Sunan Giri, Cagub Risma Dicurhati Tukang Ojek

“Hal ini positif bagi demokrasi karena semakin independen pemilih, maka jumlah pemilih rasional semakin banyak dan potret itu akan meningkatkan kualitas Pilgub. Wajar jika pengaruh Kyai masih cukup besar di Jatim karena Jatim memang rumahnya Nahdliyin yang memiliki sikap tawadu’ pada Kyai.”

“Namun yang dimaksud Kyai dalam riset kami adalah kyai lokal yang dikenal betul kesehariannya oleh publik. Bukan Kyai yang sering muncul di media,” papar Direktur SSC Mochtar W Oetomo, Selasa (25/7/2017).

Dikatakan oleh Mochtar sementara sebagian besar publik di Jatim mengatakan akan lebih mantap pilihannya jika melihat kandidat sering muncul di televisi dan akan lebih mantap lagi jika bisa bertemu langsung dengan kandidat.  Kinerja atau karya nyata sebanyak 35.8%, latar belakang agama sebesar 18.9% dan visi misi serta program kerja kandidat sebanyak 16.8%, menjadi pertimbangan utama dalam menentukan pilihannya. Pertimbangan yang lain seperti kepribadian sebanyak 11%, karena pertimbangan intelektual sebanyak 10,5% dan latar belakang parpol sebanyak 2,6% sisanya sebanyak 4,5% menjawab tidak tahu dan tidak menjawab.

Baca Juga:  Diambil Sumpah, Marsono Resmi Jabat Ketua DPRD Tulungagung

“Adapun dalam hal kemantapan pemilih data menunjukkan bahwa pemilih masih mungkin berubah sebanyak 48.4%. Mereka yang menyatakan tidak mungkin berubah sebesar 28.1% dan yang menjawab tidak tahu/tidak menjawab 23.5%,” jelasnya.

Ditambahkan pria yang juga pengajar Universiyas Trunojoyo Madura ini mengatakan Survei SSC diselenggarakan pada 10-30 Juni 2017 yang meliputi 38 kabupaten/Kota di Jawa Timur dengan metode multistage random sampling. Mengambil 800 responden dengan margin of error 3,5% dengan tingkat kepercayaan 95%.

Pewarta: Tri Wahyudi
Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 25