NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI, Eni Maulani Saragih, menyampaikan bahwa Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam hal ini Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Ditjen Minerba) belum menyampaikan secara detail data-data terkait pencabutan sertifikat Clean and Clear (CnC) dari sejumlah perusahaan tambang.
Ia pun mengatakan bahwa dirinya akan mempertanyakan kembali terkait kelengkapan data-data pencabutan CnC tersebut kepada Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono.
“Ada IUP (Izin Usaha Pertambangan) yang bermasalah yang memang sudah CnC maupun belum CnC yang dicabut, kita ingin lihat data-datanya,” ungkapnya kepada wartawan di Gedung Nusantara I DPR/MPR RI, Jakarta, Rabu (29/3/2017).
Bahkan, menurut Politisi dari Partai Golkar itu mengatakan, terkait alasan pencabutan CnC juga belum disampaikan secara lengkap dan jelas oleh Dirjen Minerba.
“Banyak hal yang jadi alasannya dicabut, yang pertama karena memang waktu yang tidak diperpanjang lagi atau sudah diberikan CnC tapi tidak beroperasi, atau juga banyak hal lagi lah. Jadi memang belum dirincikan. Ada 1200 yang memegang CnC,” ujarnya.
Hingga saat ini, Eni menjelaskan, berdasarkan data-data awal yang disajikan oleh Dirjen Minerba Kementerian ESDM, yang telah dicabut mencapai 1200 CnC. “Ada banyak, ada sekitar 8000an. Yang dibatalkan atau dicabut 1200an. Ini kita juga belum jelas juga datanya, makanya kita paksa supaya bisa menyajikan dengan jelas,” ungkapnya tegas.
Namun kendati demikian, Eni menyebutkan, Provinsi Kalimantan menjadi wilayah yang paling banyak dilakukan pencabutan CnC. Sedangkan jenis pertambangannya, yang paling banyak adalah batu bara.
“Ada di Kalimantan. Ada yang tidak berjalan, ada yang tidak diperpanjang, ada masalah besaran wilayah antara CnC yang pertama dengan berikutnya, jadi harus diperbaiki. Rata-rata batu bara. Nah itu belum jelas juga, makanya kita minta semuanya detailnya, perusahaannya dan lain sebagainya,” katanya.
Sementara itu, saat ditanya perusahaan tambang mana saja yang telah dicabut, Eni menuturkan, ada perusahaan lokal dan juga ada perusahaan asing. “Macam-macam (perusahaan), ini dia kita juga belum tahu karena data lengkapnya belum diberikan,” ujarnya menambahkan. (DM)
Editor: Ach. Sulaiman