Politik

Adakah Potensi Radikalisme di Pilgub DKI Jakarta?

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Tri Sakti Bung Karno, gerakan-gerakan primordial yang muncul belakangan adalah permainan para pecundang yang menjadikan demokrasi sebagai kuda troya untuk memperjungkan kepentingan terselubung.

Pilkada DKI Jakarta menjadi medan terbuka bagi gerakan primodial dan radikal unruk mengekapresikan diri. Gerakan berbasis rasial ini menjadi duri dalam daging bagi keberagaman Indonesia. Dan jika tidak dibiarkan maka berpotensi memecah belah NKRI.

Perang melawan Radikalisme dan sektarianisme ada pada dua front, politik dan kebudayaan. Keduanya harus kita menangkan untuk menjamin kelangsungan dan keberlanjutan pembangunan menuju terciptanya Indonesia yang bersatu, hebat, sejahtera dan berkeadilan sosial.

Subtema ini menjadi menarik diperbincangkan. Apalagi menjelang dilangsungkannya Pilgub DKI Jakarta putaran kedua yang dijadwalkan April mendatang. Rencananya, tema ini akan dijadikan sebagai bahan diskusi terbuka yang digelar di Cheese Cake Factory, Jl. Cikini Raya No.16, RT.13 / RW.5, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10330, Indonesia. Waktunya, Senin, 20 Maret 2017, pukul 11.00 WIB.

Baca Juga:  Ngayomi, Direksi dan Karyawan Sekar Laut Kompak Dukung Cagub Khofifah

Menurut informasi yang diterima redaksi, diskusi ini akan menghadirkan sejumlah narasumber seperti Dedi Mulyadi (Bupati Purwakarta/Pegiat Pluralisme), Dr. Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati M.Si (Pengamat Militer dan Intelijen), Effendie Choirie (Tokoh NU), Boni Hargens (Pengamat Politik), Prof. Witler Silitonga (Pengamat Kebijakan Publik) dan Syafiq Alieha (Sekretaris LTN Nahdatul Ulama/NU).

Penulis: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 40