Lintas NusaPolitik

Lembaga Survei Politik Akan Menjadi Oksigen Bagi Demokrasi Madura

NUSANTARANEWS.CO, Bangkalan – Munculnya sejumlah lembaga survei politik di Madura dan merilis hasil survei ke publik mendapat respons positif dan dukungan dari masyarakat kampus Madura. Demikian disampaikan Kaprodi Ilmu Komunikasi dan Peneliti Puskakom Publik UTM, Surokim Abdussalam.

“Keberadaan lembaga survei politik akan mendorong transparansi politik di Madura. Hingga kini, politik di Madura masih relatif tertutup dan rentan penyalahgunaan,” kata Surokim melalui siaran persnya yang diterima nusantaranews.co, Senin (13/3/2017).

Menurut dia, politik di Madura itu khas dan unik, kultur patuh dan hormat kepada elit seringkali dimaknai berbeda dalam kontestasi pemilu. Pemilih di Madura termasuk salah satu yang mudah untuk dimobilisasi dan dipolitisasi.

“Pertimbangan dalam pemilu masih dominan atas pertimbangan tradisional dan relatif dependen terhadap elit. Akibatnya, kontrol publik atas kecurangan pemilu juga relatif lemah,” ujar dia.

Lebih lanjut, Surokim menyatakan, keberadaan lembaga survei politik diyakini dapat menjadi salah satu alternatif menjaga kualitas pemilu di daerah. Lembaga survei politik dapat menjadi mata batin publik sekaligus kontrol dan warning alarm efektif atas penyelenggaraan pemilu di Madura. Sebagaimana diketahui, lanjutnya, penyelenggara pemilu di beberapa wilayah di Madura termasuk salah satu yang rentan kecurangan.

Baca Juga:  Pembangunan KIHT: Investasi untuk Lapangan Kerja Berkelanjutan di Sumenep

“Pemilih rasional dan independen dari kelas menengah juga masih belum terkonsolidasi menjadi kekuatan penyeimbang. Pengawasan publik relatif lemah dan hasil pemilu kerap menimbulkan sengketa. Survei pendapat publik bisa menjadi barometer dalam menggali aspirasi dan kehendak publik yang asli di Madura,” jelasnya.

Ditambahkan Surokim, sebagai daerah yang relatif rentan kecurangan dalam penyelenggaraan pemilu, survei politik dapat menjadi salah satu kontrol atas hasil pemilu dan meminimalisasi berbagai bentuk kecurangan. Apalagi selama ini memori publik juga masih ingat saat terjadi kecurangan pemilu di beberapa wilayah di Madura masa lalu pernah di putus di MK sebagai kecurangan yang terstruktur, masif dan sistemik.

Surokim yang juga analis survei SSC ini juga berharap lembaga lembaga survei di Madura tidak partisan dan merangkap menjadi konsultan pemenangan kandidat. Saya sangat khawatir jika ada lembaga survei politik yang merangkap menjadi konsultan pemenangan. Faktanya pilihan itu yang membuat riset mereka tidak kredibel, partisan dan sering menyesatkan.

Baca Juga:  Warga dan Pengusaha di Surabaya Kompak Dukung Risma-Gus Hans di Pilgub Jatim

“Lembaga survey politik harus mengingat marwah sebagai mata batin pemilu di daerah dan menjadi kontrol atas hasil pemilu. Dengan begitu keberadaannya akan bermanfaat bagi peningkatan kualitas demokrasi dan pemilu di madura. Semakin banyak hasil survey politik yang dirilis di madura, akan semakin baik bagi oksigen demokrasi dan pemilu di Madura, pungkasnya,” tandasnya.

Penulis/Editor: Sulaiman

Related Posts

1 of 6