Politik

Ketidaksesuaian Pemahaman KPPS Picu Hak Pilih Pilkada DKI Bermasalah

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz menilai antuasiasme yang tinggi memberikan catatan tertentu terhadap proses pemutakhiran data pemilih di dalam Pilkada DKI. Selamai ini DKI Jakarta dengan perpindahan domisili yang cukup cepat, proses rekaman e-KTP yang belum selesai dan adanya KTP ganda memberikan dampak terhadap pelaksanaan proses pemungutan suara.

“Pemahaman KPPS yang tidak seragam terkait syarat menggunakan hak pilih di TPS juga manjadi catatan terhadap pelaksanaan Pilkada Jakarta,” kata Masykur, Sabtu (18/2/2017).

Dalam hal partisipasi, lanjut dia, pemilih perempuan menguasai angka partisipasi Pilkada Jakarta. Dengan daftar pemilih yang relatif sama, partisipasi perempuan lebih tinggi. “Pengguna hak pilih perempuan sebesar 2.757.517, sementara pengguna pemilih laki-laki sebesar 2.600.287. Terdapat selisih lebih besar sebanyak 157.230 atau setara dengan semua pengguna hak pilih di Kecamatan Kramat Jati,” sambung dia.

Menurutnya Masykur, partisipasi perempuan lebih tinggi hampir di semua kecamatan (98 persen). Dari 44 Kecamatan, hanya ada satu Kecamatan (2 persen), dimana partisipasi laki-laki lebih tinggi (itupun hanya selisih 0,1 atau 224 suara) dari partisipasi perempuan yaitu di Kecamatan Tambora.

Baca Juga:  Ziarah Sunan Ampel dan Sunan Giri, Cagub Risma Dicurhati Tukang Ojek

Sementara 43 Kecamatan lainnya partisipasi perempuan selalu lebih tinggi. Partisipasi perempuan paling tinggi terjadi di Johar Baru yaitu 59 persen. “Daerah dengan partisipasi perempuan yang lebih tinggi juga terjadi di Kecamatan Pasar Rebo, Kecamatan Kelapa Gading dan Kecamatan Makassar yaitu 53 persen dan Kecamatan Pesanggrahan dengan 52 persen. Yang unik, partisipasi perempuan paling tinggi terjadi di Kecamatan yang paling rendah secara keseluruhan di Jakarta,” ujarnya.

Adapun masyarakat pemilih yang tidak hadir dan menentukan pilihannya sebesar 23 persen atau sebanyak 1.668.902 pemilih. Pemilih yang tidak menentukan pilihannya paling banyak terjadi di Kecamatan Johar Baru sebesar 35 persen, Kecamatan Kebayoran Baru sebesar 30 persen, Kecamatan Setia Budi, Kecamatan Saah Besar dan Kecamatan Menteng sebesar 28 persen.

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 433