NUSANTARANEWS.CO – Menteri Administrasi Pembangunan, Tenaga Kerja dan Sosial Negara Qatar Eisa Saad A. Al-Naimi menyambut baik undangan Menteri Ketenagakerjaan RI M Hanif Dhakiri untuk berinvestasi di Indonesia di bidang pelatihan tenaga kerja. Menteri Al-Naimi mengungkapkan hal itu dalam pertemuannya dengan Menteri Hanif di Kantornya di Doha, Rabu (25/5/2016).
“Kami tertarik untuk investasi di bidang pelatihan tenaga kerja di Indonesia. Qatar masih membutuhkan banyak tenaga kerja profesional di berbagai bidang dan skema investasi pelatihan kerja merupakan jalan yang baik agar kedua belah pihak dapat memantau proses dan mutu dari penyiapan tenaga kerja profesional”, kata Menteri Al-Naimi.
Walaupun mengalami penurunan pasar tenaga kerja akibat merosotnya harga minyak mentah dunia, Qatar masih gencar melakukan pembangunan infrastruktur di berbagai bidang seperti industri pengolahan, transportasi, gedung perkantoran, hotel dan lain-lain. Kebutuhan akan operator, teknisi, mekanik, manajer dan insinyur masih tinggi.
Dalam pertemuan, Menteri Al-Naimi juga menyampaikan kepada Menteri Hanif bahwa pada tahun 2016 ini Indonesia diberikan peluang untuk mengisi 24 ribu lowongan kerja di berbagai bidang di negara penghasil gas terbesar di dunia itu. Saat ini, jumlah tenaga kerja Indonesia di Qatar mencapai 40 ribu orang. Dari jumlah itu, 7 ribu di antaranya pekerja profesional, 3 ribu pekerja semi-skilled dan selebihnya adalah pekerja di sektor rumah tangga.
“Kami senang jika pihak Indonesia dapat menyediakan daftar dan spesifikasi pekerja profesional Indonesia yang tersedia, serta proposal mengenai investasi bidang pelatihan tenaga kerja. Kami nanti akan koordinasikan dengan lembaga-lembaga terkait di Qatar”, imbuh Menteri Al-Naimi.
Dalam pertemuan sekitar satu jam itu, Menteri Hanif didampingi Dubes RI untuk Qatar Muhamad Basri Sidehabi, Dirjen Binapentasker Hery Sudarmanto dan Dirjen Binalattas Khairul Anwar. Menteri Hanif bertemu dengan Menteri Al-Naimi dalam lawatannya ke beberapa negara Timur Tengah. Selain Qatar, Menteri Hanif juga mengunjungi Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab.
Tidak Bicara PRT
Sehari sebelumnya, Menaker Hanif Dhakiri juga melakukan pertemuan dengan Menteri Tenaga Kerja dan Pembangunan Sosial Saudi Arabia, Mufarrij al-Haqbani. Dalam pertemuan tersebut, Hanif juga menyampaikan beberapa kebijakan soal penempatan tenaga kerja Indonesia di Timur Tengah.
Hanif meminta pemerintah Arab Saudi untuk lebih memberikan perhatian terhadap berbagai persoalan yang terjadi. Selain, masalah yang menimpa tenaga kerja informal yang masuk sebelum penutupan maupun yang masuh setelah penutupan karena adanya kebijakan sepihak pemerintah Saudi Arabia.
Menaker juga meminta pemerintah Saudi Arabia ikut membantu ribuan pekerja Bin Laden yang berasal dari Indonesia dan sampai saat ini masih belum menerima haknya. Menanggapi hal itu, Mufarrij al-Hagbani, berjanji akan memperhatikan beberapa masalah yang disampaikan.
Seperti halnya Qatar, Mufarrij al-Hagbani juga meminta penempatan tenaga kerja domestik untuk PRT kembali dibuka. Namun dengan tegas Hanif mengatakan pihaknya belum dapat memenuhi permintaan itu.
Menurut Mufarrij Al-Hagbani kenapa beberapa negara seperti Hongkong, Malysia dan beberapa negara Asia Pasific diizinkan dan Arab Saudi dilarang. Dengan kata-kata yang tegas Hanif mengatakan soal keinginan Saudi Arabia agar penempatan PRT dibuka kembali sebaiknya tidak kita bicarakan saat ini.
“Pembicaraan soal penempatan PRT di negara Anda, tak perlu kita diskusikan. Karena hal itu akan membuat hati saya dan Anda terluka,” ujar Hanif kepada Mufarrij Al-Hagbani. (ER)