NUSANTARANEWS.CO – Tim Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates bersama Dinas Peternakan Kabupaten Kulon Progo, terus meningkatkan pengawasan terkait temuan virus antraks di Kulonprogo. Selain itu, pengambilan dan pengujian sampel oleh laboratorium BBVet Wates juga terus dilakukan secara intensif guna menghindari paparan kuman berbahaya tersebut.
Sementara itu, pihak Pemda Kabupaten Kulonprogo juga terus melibatkan lintas instansi antara lain untuk menyusun langkah-langkah pengendalian virus antraks, baik untuk pengamanan terhadap masyarakat, juga pengamanan pada hewan ternak.
Berdasarkan laporan perkembangan sejak tanggal 18 Januari 2017 dan sampai saat ini tidak dilaporkan adanya kasus baru. Situasi terakhir dilaporkan sudah terkendali dan tidak ada kasus lagi.
Terkait dengan kasus kejadian kematian anak usia 9 tahun di Kabupaten Sleman sampai dengan saat ini dari hasil penyidikan lapangan tidak ditemukan keterkaitan dengan antraks. Hal ini dikarenakan di lokasi kejadian tidak ada kasus antraks pada hewan.
Demikian pula dari pelacakan konsumsi pangan anak tersebut tidak ditemukan konsumsi pangan asal hewan, sehingga jika diguga ada infeksi kuman Antraks pada hasil uji lab anak tersebut, kemungkinan diperoleh dari spora di tanah atau lingkungan bukan berasal dari hewan ternak atau produk ternak.
Kondisi kematian anak tersebut karena meningitis, akan tetapi dari sampel cairan cerebrospinal yang diuji di laboratorium Dinas Kesehatan (dan sampel yang sama dikonfirmasi di BBVet Wates) ditemukan adanya kuman antraks. Sebagai informasi bahwa secara teori memang pernah ditemukan adanya infeksi Antraks yang menyebabkan radang meningitis akan tetapi sangat langka kasusnya.
Tim investigasi telah melacak bahwa anak tersebut sebelum sakit dan demam pernah berenang disalahsatu kolam renang dekat tempat tinggal akan tetapi dari hasil uji lab terhadap sampel dari lokasi kolam renang tidak ditemukan adanya kuman antraks. (Deni)