NUSANTARANEWS.CO – Coba pikirkan kembali sebelum Anda menceritakan persoalan pribadi kepada orang lain karena suatu saat bisa berubah menjadi ancaman bagi diri Anda. Ambil contoh misalnya, Kompromat. Istilah lama dalam bahasa Rusia itu belakangan kembali populer. Kata itu bisa diartikan sebagai compromising materials atau praktik menggunakan data rahasia lawan sebagai bahan untuk mencapai kompromi. Atau dengan kata lain, menyandera pihak lain.
Nah, hal serupa berlaku pula bagi teman, sahabat hingga pasangan kekasih. Biasanya, ketika Anda menjalin hubungan dengan seseorang, Anda akan membagi hal-hal yang paling intim dalam kehidupan. Anda mencoba untuk memasukkan hal-hal rahasia itu kepada pasangan Anda sembari berharap menjadi rahasia berdua saja dan jangan sampai bocor kepada orang lain. Ini soal kepercayaan.
Bagaimana perasaanmu ketika hubungan Anda putus dan kandas. Sementara mantan Anda tersebut tahu betul seluk beluk mengenai hal-hal yang bersifat pribadi tentang Anda. Sudah banyak kasus orang lain memanfaatkan rahasia Anda untuk memperoleh keuntungan materi, dan Anda harus membayar mahal untuk hal itu karena khawatir rahasia bocor ke orang banyak. Bahkan, ada mantan kekasih yang membalas dendam dari rasa sakit hati yang ia rasakan dengan cara memeras Anda. Lebih bahaya lagi kalau hal-hal rahasia tentang anda itu dalam wujud gambar yang kelewat romantis.
Beberapa dari kita sangat terbuka kepada pasangan di awal-awal sebuah hubungan. Tapi bagaimana kalau hubungan terpaksa harus berakhir dan menyisakan sedikit dendam dan rasa sakit hati?
Madeleine Mason, seorang pakar psikologi kencan dan hubungan mengatakan kepada The Independent bahwa hal penting yang mesti dilakukan seseorang adalah bertanya pada diri sendiri; Apakah aku akan oke kalau hal-hal rahasia itu dilihat dan diketahui keluarga dan rekan-rekan? “Jika jawabannya tidak, maka jangan pernah melakukannya,” ujar Mason.
Tak hanya itu, Mason juga mengingatkan agar orang juga berhati-hati ketika berbagi foto dan video melalui media sosial. Sebab, aplikasi-aplikasi virtual menyimpan data-data anda dalam bentuk apapun. Kita juga diingatkan Mason untuk berpikir terlebih dahulu ketika akan membagikan sesuatu yang bersifat rahasia dari diri kita di media sosial. Kata dia, tidak pernah ada jaminan pertukaran rahasia di media maya memberikan rasa aman kepada penggunanya.
Mason menambahkan, hasil pengamatannya terhadap klien-klien yang pernah ditangani, ia menyarankan agar tidak membuka aib atau rahasia anda kepada siapa saja, terutama di awal-awal menjalin hubungan. Pasalnya, kata dia, ketika hubungan berakhir dan masih menyisakan dendam, suatu saat ketika anda hendak mencalonkan diri menjadi presiden, maka tak menutup kemungkinan mantan anda datang menyerang, memanfaatkan rahasia pribadi yang dahulunya sempat dikisahkan dan diperlihatkan. (Er)