NUSANTARANEWS.CO – Founder Rumah Amanah Rakyat Ferdinand Hutahaean menyatakan, semakin hari semakin mendekati agenda hari pelaksanaan pemilihan gubernur DKI Jakarta, publik semakin disuguhi informasi-informasi yang menyesatkan baik oleh media maupun media sosial.
“Arus informasi yang semakin canggih membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin menggunakan media maupun media sosial untuk membunuh dan menghabisi karakter atau nama baik seseorang atau kelompok tertentu dengan mudahnya,” kata Ferdinand di Jakarta, Jumat (30/12/2016).
Menurut Ferdinand, Media seharusnya menjadi pilar demokrasi. Menjadi pembawa pesan kebenaran dan faktual kepada masyarakat. Namun saat ini media justru berubah menjadi musuh demokrasi karena dijadikan alat politik oleh para pemilik media.
“Inilah salah satu sumber petaka bagi netralitas media, menjadi kehancuran bagi salah satu pilar demokrasi, yaitu media yang dimiliki oleh elit politik dan media yang dimiliki oleh partisan politik tertentu. Akhirnya media kehilangan indepensi,” terangnya.
Media, lanjut Ferdinand, tidak lagi memberitakan tentang kebenaran. Akan tapi, media memberitakan persepsi yang dibentuk sesuai kebutuhan politik pemilik yang menjadi tokoh politik maupun menjadi partisan politik.
Baca : Media: Dulu Pilar Demokrasi, Kini Musuh Demokrasi
“Kita menyaksikan 2 hari ini betapa ganasnya media sosial dan media partisan membunuh dan menghabisi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon gubernur DKI Jakarta. Bermodal video editan dan gambar-gambar tambahan yang justru mengarah pada kampanye hitam dan pembunuhan karakter serta fitnah yang mekanggar UU ITE, AHY dikreasi oleh para media partisan seolah-olah tidak paham tentang masalah penyebab banjir Jakarta,” ungkap Mantan Relawan Jokowi itu.
Padahal, kata Ferdinand, apa yang disampaikan AHY sudah benar kontennya karena banjir memang lebih rentan terjadi akibat penurunan tanah Jakarta dan naiknya permuakaan air laut. Turunnya level ketinggian tanah Jakarta disebabkan oleh penyedotan air tanah secara ugal-ugalan akibat pembangunan gedung-gedung tinggi, termasuk masalah penataan perkampungan dibantaran kali atau daerah resapan.
“AHY sudah menjawab dengan tepat, tapi karena kepentingan politik sebagai partisan, maka dikreasilah seolah-olah AHY tidak paham masalah. Sungguh, ini adalah fakta nyata jahatnya media sosial dan media partisan,” tegas Ferdinand. (Sule)